Puisi | Menghilang Didalam Lembaran Angin Musim Kemarau
Gemeritik terpaan hujan seperti membawa hantu-hantu dari masa lalu
Tetesannya lambat laun berubah menjadi ratapan seperti takut pada gelapnya malam
Jadi serbasalah aku dibuatnya
Jika kucongkel atap untuk membiarkannya masuk maka akulah yang akan dijadikannya pelampiasan basah
Ditambah bayangan kegelapan yang mengikutinya dari tadi sore
Suara lirihnya membawaku kedalam lamunan tentang hujan ditempat dan waktu yang berbeda
Waktu itu hujan masih dalam gradasi antara sore dan malam disana
Diseberang bukit dengan iklim dan relung yang lebih hangat
Malam ini relung itu dingin karena sebuah ketidakpastian
Malam ini hujan itu berubah lirih dan menghilang didalam lembaran angin musim kemarau.
Sang pemahat kata sedang bertitah
Ah abg bisa aja, tapi istilah pemahat kata itu baru tau aku bg😁😁
@galaukah angin menyentuh dedaunan? Hanya karena takut terusik...hehehe, bahasa hati. Semakin dalam, keep smile
Smile keep bg 😂
Alus pisan @zenangkasa
Salam kenal
Aduh mas, matur suwun. Maaf kalo salah kata bahasa Jawanya.. Haha. Salam kenal mas @imam03