Apakah Kita Dapat Meraih Kebenaran?

in #islam6 years ago (edited)

Jawaban terhadap pertanyaan ini positif jika yang dimaksudkan adalah kebenaran partikular dalam konteks tempat-waktu-lingkungan tertentu. Jawabannya negatif jika yang dimaksudkan adalah kebenaran universal atau kebenaran yang tak-berubah sebagaimana termaktub dalam kutipan ini: "The philosopher is in love with truth, that is, not with the changing world of sensation, which is the object of opinion, but with the unchanging reality which is the object of knowledge" (Plato, 380BC).

Kebenaran (dengan K huruf kapital) dalam pengertian universal inilah yang agaknya yang dimaksudkan oleh Plato ketika mengatakan “Tidak ada yang lebih tinggi dari pada kebanaran”, atau oleh para sufi ketika mengatakan al-Haqq. Kebenaran dalam pengertian inilah yang agaknya juga dimaksudkan oleh para filsuf perennial ketika berbicara mengenai Kesadaran (Absolute Counsiousness) yang berimpitan dengan Wujud (Being, supraontological Reality) dan dengan Keindahan (infinite Beautitude). Jadi di sini ada trilogi Wujud-Kesadaran-Keindahan, atau Sat-Chit-Ananda dalam terminologi Hindu, yang merujuk pada satu substansi yang sama.

Dua kutipan teks suci berikut agaknya juga merujuk pada substansi yang sama: (1) Kebenaran (Al-Haqq) berasal dari Tuhanmu maka janganlah sekali-kali engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu (Al-Baqarah:147), dan ((2) And Jesus said unto him, Why callest thou me good? None is good save One, that is God. (ASV: American Standard Version).

Kebenaran universal dalam pengertian ini tidak akan dapat kita raih tetapi dapat dan sudah selayaknya terus kita dekati. Istilah matematik untuk nilai yang tidak dapat dicapai tetapi dapat terus didekati adalah asimtot (Inggris: asymptote). Dengan menggunakan istilah ini maka kebenaran universal dapat dikatakan sebagai suatu asimtot yang dapat divisualkan dalam suatu grafik. Grafik berikut menyajikan fungsi matematik Y = 1- (X/(X**2)) yang memiliki satu asimtot datar yakni 1 di mana

trurth111.png

Y: peubah tak-bebas (dependent variable) yang memilki asimtot 1, gambaran angka sempurna, dan Y>=0. Dalam konteks kita perubah ini mengacu pada realisasi kebenaran universal.

X: peubah bebas (Independent variable), x>=0, yang dalam konteks kita mewakili sesuatu yang relevan dengan kebenaran itu, katakanlah sikap, perilaku dan tindakan yang sesuai dengan kebajikan spiritual, atau keeratan hubungan vertikal dengan Tuhan dan hubungan horizontal antar sesama.

Grafik itu merupakan fungsi matematik yang dapat memastikan Y (=realisasi kebenaran) akan meningkat sesuai dengan naiknya nilai X, dan nilai Y tidak akan pernah mencapai nilai sempurna (=1).

Sebagai catatan, kita dapat menyisipkan di sini suatu prinsip matematik yang secara logis memiliki kebenaran pasti: Jika dalam suatu fungsi rasional pangkat dari pembilang (=p) lebih kecil dari penyebut (=q), atau (p<q), maka fungsi itu akan memiliki asimtot datar seperti terlihat dalam notasi (X/(X**2)). Bentuk umum dari fungsi itu adalah 1-(Xp/Xnp) di mana p dan n merupakan bilangan bulat dan positif dan dalam kasus kita, untuk mudahnya, ditetapkan sebagai n=p=1.

Sebagai ringkasan dapat dinyatakan bahwa grafik itu mewakili cara pandang yang melihat kebenaran lebih sebagai arah dari pada status.

Wallahualam....@

Coin Marketplace

STEEM 0.27
TRX 0.13
JST 0.032
BTC 62737.73
ETH 2925.66
USDT 1.00
SBD 3.50