Dua Kutub Daya Tarik

in #islam6 years ago

jamgelassmeet1.png

Ini gambar jam pasir (hourglass), alat ukur zaman dulu. Untuk mengukur durasi waktu sejumlah pasir diletakkan di bagian atas jam itu. Pasir akan segera turun ke bagian bawah gelas melalui rongga sempit di bagian tengah. Durasi diketahui sebagai selang waktu antara titik waktu tepat ketika pasir dimasukkan dan titik waktu tepat tepat ketika semua pasir sudah berpindah tepat.

Jam pasir adalah alat yang memiliki kekayaan makna simbolis:

  1. Durasi menyimbolkan waktu dalam aspeknya yang fatal dan tidak dapat dibalik (irreversible, tidak dapat dihentikan dan tidak ada yang dapat menganulir finalitasnya;
  2. Sterilitas pasir mengungkapkan “keremehan duniawi” (earthly accidents), tidak substantif); dan
  3. Berakhirnya aliran pasir mengingatkan kita akan berhentinya detak jantung, berakhirnya kehidupan, terminal terakhir kita yang ditakdirkan merangkak sejak lahir ke arah kematian (istilah Shakespeare), penjemputan 'malaikat maut', ajal, atau apa pun istilahnya.

Kenapa pasir itu turun? Karena atraksi atau daya tarik gravitasi bumi yang mengarah ke bawah. Inilah “kutub bawah”, satu-satunya kutub daya tarik (pole of attraction) yang dapat ditawarkan pada ranah fisikal.

Selain “kutub bawah” sebenarnya ada “kutub atas”. Jika yang pertama menarik ke arah bawah (descending), ke arah "bumi", ke luar (outward) atau ke arah kesenangan-sementara duniawi (earthy joys), maka yang kedua menarik ke arah atas (ascending), ke arah "langit", ke dalam (inward) atau arah kebahagiaan abadi surgawi (heavenly pleasure).
Apa yang menjadi daya tarik gerak ke atas? Kebenaran (Truth, dengan T besar) dan Kecantikan (Beauty, dengan B besar), dua sisi dari Realitas yang sama.

Pesan agama dapat disederhanakan sebagai pengingat adanya “kutub atas” itu, mengajak kita untuk meresponsnya secara positif dan memadai, serta memberikan petunjuk (hudâ) mengenai caranya. Kita dianugerahi kapasitas-bawaan untuk mengetahui dan merespons keberadaan kutub itu walaupun tetap membutuhkan anugerah-Nya. Kenapa butuh? Karena luar biasa kuatnya daya tarik “kutub bawah”.

Wallahualam ….@

Catatan:
(1) Tulisan ini diilhami oleh tulisan pendek F. Schuon (2009:143-9) yang berjudul “The Symbolism of Hourglass” dalam Logic and Trascendence.
Versi awal tulisan dapat diakses di dalam https://uzairsuhaimi.blog/2012/02/26/simbolisme-jam-pasir/ ![]

Sort:  

In knowing this simple yet fundamental truth, we are urged to understand time as a momentum, as an opportunity to do meaningful contribution to our fellow human kind not merely as unmeaningful event or just a kind of chronical event. Knowing this truth will transform our life dramatically. Thanks for sharing..

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.13
JST 0.032
BTC 65999.51
ETH 3019.75
USDT 1.00
SBD 3.71