Huruf Nun: Fakta dan Simbolisme

in #islam6 years ago

Dua fakta mengenai huruf Nun yang agaknya diketahui umum: (1) bentuknya menyerupai setengah lingkaran (dengan titik di tengahnya) (=نِ); dan (2) posisinya terletak pada posisi tengah, ke-14 dari 28 huruf hijaiah. Jadi kita di sini melihat adanya paralelisme antara bentuk dan posisi Huruf Nun.

Fakta lain mengenai huruf itu yang agaknya jarang diketahui adalah nilainya. Dalam tradisi Arab, seperti halnya dalam tradisi Yahudi, setiap huruf memiliki padanan angka atau nilai yang unik: Alif=1, Ba=2, Jim=3, dan seterusnya. Berapa nilai Nun? Ternyata 50, separuh dari nilai 100, nilai sempurna. Kembali kita menemukan paralelisme di sini.

Huruf Nun ternyata juga mengandung makna simbolis. Dalam tradisi Islam, huruf itu merepresentasikan al-Ḥūt (Ikan Paus) yang “menelan” tetapi juga “menolong” Nabi Yūnus AS. Karena alasan inilah beliau bergelar Dhū-n-Nūn atau Shahib al-Ḥūt.

Bentuk setengah lingkaran juga dianalogikan dengan perahu Nabi Nuh AS yang digunakan untuk menyelamatkan “benih-benih kehidupan” dalam masa transisi atau masa kegelapan, masa yang menandai dua kehidupan yang sangat berbeda: sebelum dan pasca banjir bah. Benih-benih kehidupan itu dilambangkan oleh titik dalam Huruf Nun. Jika dalam kisah Nabi Nuh AS masa transisi itu dapat dianalogikan dengan masa berkecamuknya banjir bah, maka dalam kisah Nabi Yunus AS dengan masa ketika beliau berada dalam kegelapan perut Ikan.

Untuk menyempurnakan siklus, Era Baru, Kelahiran Baru (New Birth), atau regenerasi wujud (being) merupakan keniscayaan baik pada tingkat individual maupun kosmis. Era baru itu diawali dengan berakhirnya banjir bah Nabi Nuh AS atau dengan dikeluarkannya Nabi Yunus AS dari perut Ikan Paus.

Pada tingkat individu penyempurnaan siklus hanya dapat dicapai setelah kematian (al-mawt) yang dilambangkan oleh Huruf Mīm (م), urutan huruf berikut setelah Huruf Nun.

Pada tingkat yang lebih umum, penyempurnaan siklus itu dapat dilakukan dengan melengkapi setengah lingkaran Huruf Nun (lambang dunia "bawah" yang merupakan domain pemisahan dan terus berubah) dengan Huruf “Nun” lain tetapi berbentuk terbalik (lambang dunia "atas" yang permanen dan tak berubah dalam kekinian yang abadi). Penambahan itu membentuk lingkaran penuh dengan satu titik pusat, lambang kesempurnaan.

Menariknya, huruf Nun dengan bentuk terbalik ditemukan dalam Huruf Na dalam Abjad Sanskerta yang konon melambangkan “matahari terbit” dari Tradisi Primordial Hindu sementara Huruf Nun (Arab) melambangkan “matahari terbenam” dari “Segel Kenabian” dalam Tradisi Islam. Bagi Guénon, kombinasi keduanya "mewakili bentuk ultim ortodoksi tradisional. " Wallahualam....@

Catatan:

  1. Tulisan René Guénon yang relevan berjudul “The Mysteries of the Letter Nūn” yang dapat diakses dalam www.studiesincomparativereligion.com
  2. Versi lengkap mengenai tulisan ini dapat diakses dalam: https://uzairsuhaimi.blog/2012/04/15/huruf_nun/
  3. Tulisan mengenai nilai huruf hijaiah dapat diakses dalam https://uzairsuhaimi.blog/2017/06/14/basmalah-suatu-analisis-kuantitatif/
Sort:  

Museum tsunami yang berada di Aceh juga menggunakan simbol yang sama yaitu The ark of Noah atau Bahtera Nuh sebagai lambang hidup baru setelah banjir besar yang melanda negeri. Jadi ada pararelisme juga disini Pak..

Tkb responnya. Pertanyaan: Are Acehnese generally able to see the post tsunami as the New Era, the New Birth, or the regeneration of being as Guénon would likely to see? Fyi: In case nggak tahu, saya sempat bolak-balik ke NAD dalam rangka merancang SP NAD-Nias 2015 pasca tsunami dan monitoring pelaksanaannya. Salam

Pertanyaan saya dimaksudkan u/ "orang aceh pada umumnya", bukan u/ perancang monumen atau kaum elit di sana; jelasnya pertanyaan sbg kesadaran kolektif masyarakat. Jika jawabannya positif maka itu tak-pelak merupakan potensi energi-poistif yg dahsyat ....@

Coin Marketplace

STEEM 0.27
TRX 0.13
JST 0.031
BTC 61905.09
ETH 2902.93
USDT 1.00
SBD 3.55