PEMANFAATAN TANAH EXXON

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan pada bab terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa:

Pemanfaatan terhadap tanah milik Exxon Mobil di Gampong Parang IX telah dilakukan sejak awal 1980, pemanfaatan tersebut dilakukan secara spontanitas setelah Exxon Mobil yang membeli tanah tersebut dari warga selesai membangun jalan yang menjadikan tanah disisi kiri dan kanan jalan terbengkalai.

Pemanfaatan tanah tersebut mendapat izin dari Exxon Mobil dengan ketentuan tidak mengganggu kepentingan umum dan kepentingan Exxon Mobil dan tidak membangun bangunan permanen. Bentuk pemanfaatan tanah milik Exxon Mobil di Gampong Parang IX tersebut adalah dengan mendirikan tempat tinggal dan tempat usaha berupa kios dengan berbagai jenis usaha diantaranya kios kelontong, bengkel sepeda motor, penjualan kartu dan aksesori hand phone, tempat pamasangan stiker kereta, penjualan gorengan dan minuman, penjualan pisang dan buah-buahan, reparasi sepeda dan tempel ban dan penjualan minyak eceran.

Menurut perspektif hukum Islam, pemanfaatan tanah milik Exxon Mobil di Gampong Parang IX yang dilakukan dengan membangun kios tempat usaha di atas tanah tersebut adalah dapat dibenarkan karena mendapat izin dari pemiliknya yakni pihak Exxon Mobil dan telah sesuai dengan syarat yang ditetapkan yakni tidak membangun permanen dan tidak mengganggu kepentingan umum, dan dapat digolongkan dalam menghidupkan tanah mati (Ihyaul Mawt). Pemanfaatan tanah tersebut membawa manfaat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga sangat sesuai dengan prinsip hukum Islam yakni membawa kemaslahatan bagi manusia, dan menghindari pemborosan dan kesia-sian dari harta benda termasuk tanah yang dicela dalam hukum Islam.