Social Conformity

Salam teman-teman Steemian,

Pernahkan teman-teman menonton video ini?

sumber

Video di atas merupakan social experiment yang dilakukan untuk menguji penyesuaian diri manusia terhadap suatu kondisi atau “aturan.” Dalam video tersebut, seorang wanita yang menjadi target pertama experiment ini ikut melakukan apa yang dilakukan orang-orang di sekitarnya tanpa mengetahui alasan mengapa mereka melakukan hal tersebut.

Setelah beberapa saat, orang-orang yang menjadi pembantu dalam experiment ini dipanggil satu per satu sampai hanya tersisa wanita tersebut. Tidak berapa lama, beberapa orang (yang juga merupakan target experiment ini) mulai berdatangan. Si wanita pertama, terus melakukan hal yang “tidak wajar” tadi dan ajaibnya, pasien-pasien yang baru datang pun mengikuti apa yang dilakukan wanita tadi tanpa mereka tahu alasan harus melakukan hal tersebut.

Dari social experiment di atas, kita tahu bahwa manusia cenderung ikut melakukan sesuatu yang dilakukan oleh orang banyak. Dan ini dimulai dari saat kita masih balita, saat di mana otak kita masih seperti gelas kosong yang akan memuat apa saja yang dimasukkan ke dalamnya. Tidak salah dan tidak masalah jika yang diikuti adalah hal baik, tapi jika yang diikuti adalah keburukan, tentu ini akan menjadi masalah.

Diibaratkan sebuah produk atau brand atau sebuah toko. Ketika kita disajikan dengan banyak toko yang menjual produk yang sama bahkan dengan harga yang relatif sama, kita pasti akan kebingungan untuk menentukan toko mana yang akan kita beli produknya. Namun dengan adanya testimoni (terutama testimoni langsung oleh pelanggan), kita akan lebih mudah menentukan. Itulah mengapa membangun sebuah brand atau nama baik itu penting. Orang akan memilih toko yang memiliki banyak pembeli dan juga memiliki banyak testimoni yang positif.

Contoh lain adalah ketika kita akan menonton film. Bulan ini terdapat 3 film baru yang terbit. Karena keterbatasan waktu dan budget, kita tidak mungkin menonton 3 film tersebut. Untuk menentukan film mana yang akan ditonton, kita pasti akan minta rekomendasi teman yang sudah menonton film tersebut, atau dengan melihat trailernya di internet, atau bisa juga dengan mencari review film-film tersebut dari orang-orang yang sudah menontonnya. Dan kebanyakan orang pasti akan memilih atau memprioritaskan film yang memiliki banyak review positif dan diapresiasi oleh banyak orang.

Testimoni dan review yang diberikan oleh pelanggan atau penonton bisa membuat sebuah toko atau film laris manis, tetapi tidak untuk toko atau film lainnya. Jika mereka mendapatkan testimoni dan review negatif dari para pelanggan, orang pasti akan berpikir dua kali untuk memilihnya. Bahkan satu testimoni atau review buruk bisa saja mempengaruhi orang lain untuk tidak memilihnya.

Hal ini berlaku juga untuk aspek kehidupan lainnya, terutama lingkungan. Jika tidak ingin terjebak dengan hal-hal yang tidak baik, kita perlu melindungi diri dengan testimoni atau review (dalam hal ini lingkungan) yang baik. Berkumpullah dengan orang-orang yang baik, bacalah bacaan yang baik, tontonlah tontonan yang baik, dan hal baik lainnya. Jangan sampai kita terjebak dalam social conformity yang salah dan buruk. Ikutilah kewajaran yang baik, yang tidak melanggar dari nilai dan norma asli dalam masyarakat serta yang tidak bertentangan dengan ajaran agama.

Sekian

SALAM SUPER! :D

Terima kasih sudah membaca

Terima kasih juga kepada kurator Indonesia @aiqabrago dan @levycore serta teman-teman Komunitas Steemit Indonesia atas dukungannya.