Story "SIBAK RUKOK TEUK" (sebuah kata keramat)

in #life6 years ago

Hallo stemians, Berdasarkan prinsip fisika-kehidupan, maka di dompet yang penuh akan bergelantungan angan-angan tanpa batas. Sedangkan dompet yang kosong akan diisi oleh ide-ide yang cemerlang. Oya, bila engkau melihat gairah temanmu tanpa jeda menit mempresentasikan ide-idenya yang cemerlang bahkan sampai kopinya dingin membeku dan rokonya padam sendiri, curigailah kondisi dompetnya, dan, lalu bantulah semampu yang engkau bisa.

image
Sumber

Malam ini saya akan mengisahkan sebuah story tentang sebuah kata keramat. Dari sekian persen kesehatan mental yang bisa kita pertahankan dalam masa perang yang panjang hingga masih kita nikmati sampai masa damai tiba seperti hari ini, adalah berkat satu kata. Kata inipun diyakini menjadi sebuah kata keramat untuk menambah kepercayaan diri,kelompok dan organisasi dalam masyarakat. Anda penasaran? Ikuti kisahnya berikut ini

image
Sumber

Alkisah, dari zaman ke zaman, di belahan bumi mana pun, penanggung jawab dan panglima perang serta para perajurit selalu punya beberapa kata sebagai "penawar sangsai jiwa" yang akan dilemparkan ke tengah khalayak agar rakyat bisa bertahan menghadapi semua tekanan hidup. Sementara itu para petempur tengah bertaruh nyawa di medan laga. Ini penting, agar usai perang nanti mereka tidak malah mendapati rakyatnya sudah gila semua; kalau itu yang terjadi maka sia-sialah segala pengorbanan. Maka, menghadapi puluhan tahun perang Aceh-Jakarta dan tikaman amuk bahari 26 Desember 2004, Alhamdulillah, kita yang tersisa ini masih bisa meyakini-diri bahwa kita masih belum gila. Semua itu berkat tawaqal kita yang mendalam terhadap segala kuasa dan ketentuan Allah SWT; juga berkat ketahanan mental hidup-di tengah-perang warisan para pendahulu; juga berkat bakat humor yang tinggi agar depresi tidak sampai menggerogoti akal sehat; juga berkat ungkapan-ungkapan yang bersifar membelai jiwa dan menyemangati hati. Salah satu di antara ungkapan penyemangat paling keramat itu adalah, "Sibak Rukok Teuk" ( satu batang rokok lagi )

Pada prinsipnya orang cerdas menghasilkan rumus-rumus. Para ilmuan mengurai rumus-rumus itu menjadi huruf dan angka-angka yang dapat dibaca. Kita sebagai orang biasa lantas mengerjakan semua itu menjadi karya nyata yang dapat dinikmati bersama. Di otak para penganggur terdapat banyak ide, dan tindakan mereka nekad-nekad. Para birokrat mengolah ide-ide dan aksi-aksi nekad para penganggur menjadi alasan yang masuk akal untuk dikerjakan sebagai proyek pengentasan kemiskinan dan penyediaan lapangan kerja serta berbagai proyek lainnya yang bertujuan sama. Kita sebagai masyarakat biasa menikmati hasilnya dengan rasa syukur.
Nah, pada saat orang cerdas sudah terhanyut kembali dalam perenungan-perenungannya, pada saat para ilmuan sudah tenggelam kembali dalam laboratorium-laboratoriumnya, pada saat para birokrat sudah menekur kembali di meja-meja kerjanya, saat itu para penganggur baru saja diputuskan di pengadilan untuk mendekam dalam penjara atas aksi-aksi nekadnya yang inspiratif itu.

image
Sumber

Apakah ini disebut tidak adil? Dari sudut pandang praktis, iya. Tapi dalam hal dinamika kehidupan, tidak. Selalu ada pihak yang harus berkorban demi perubahan dan pembaharuan. Misalnya ini: tak peduli bulan puasa atau bulan biasa, pokonya nyaris tiap hari kita lihat berita di televisi tentang orang-orang besar yang dimasukkan ke penjara oleh KPK. Hal itu setidak-tidaknya menjadi sandaran bagi jiwa bahwa di negeri ini yang namanya "hidup bagai di penjara" tak hanya melanda para pemirsa, eh, para penganggur.

Siang memaksa kita berenang menentang arus menuju ke hulu. Sa'at malam menghanyutkan kita kembali ke muara. Siang menyedot kita ke arus pusaran otak. Malam memulangkan kita ke dalam hati. Siang mengharuskan kita bekerja dengan ketentuan dan hitungan. Malam mengembalikan kita ke hidup tanpa kalkulasi; seperti merenung, berkidung dan; bergelung dalam kain sarung. Yang penting letupan hati dan ledakan pikiran sudah diaksarakan. Terserah handai dan taulan mau mengejanya dari belakang; atau merendam tujuh hari-tujuh malam lalu airnya diminum. Manusia tidak mungkin diam, karena para Sufi pun tidak diam. Manusia, tiap kali hendak memilih jalan sunyi saat itu jua ia ingin memekik sekeras-kerasnya (tanpa alasan/irasional). Hati dan pikiran kalau dikerangkeng akan mencakar tuannya sendiri lalu membuncah dalam tingkah yang membutuhkan alibi demi alibi. Manusia harus berekspresi. Melalui seni. Atau caci-maki.terimakasih stemians sampai jumpa di postingan berikut

image


![image]()

Coin Marketplace

STEEM 0.29
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 63071.06
ETH 3121.31
USDT 1.00
SBD 3.84