"Setan Gepeng - Bagian Dua"

Pada bagian ke dua ini, saya ingin berbagi pengalaman yang memang saya alami sendiri. Lebih tepatnya yang di alami oleh putri kecil saya.

Layaknya orang lain, saya pun berlaku hal sama. Di mana tidak ada satu orang pun orang tua di muka bumi yang memarahi ponselnya, ketika ponsel tersebut merusak anak mereka. Para orang tua justru marah besar terhadap anak, ketika si anak merusak ponselnya. Dan saya pernah di posisi tersebut.

Tiba saatnya ketika ponsel telah merusak fikiran putri saya, dan sudah berada di puncak. Malam itu ia terus menerus menangis meminta ponsel. Karena tidak mengerti apa yang di mintanya, kakek dan neneknya memanggil Ustad, dengan tujuan untuk di ruqiyah. Saat itu kami berfikir mungkin saja ia di ganggu jin, syetan atau semacamnya.
Tapi cara tersebut tidak membuahkan hasil.

Bahkan kejadian itu berlangsung hingga beberapa malam. Hingga tiba suatu malam, istri saya tidak tahan lagi dan melempar jauh ponsel tersebut di depan anak kami. Sambil berteriak dan berkata "Ini Syetan nyatanya, sudah mama buang....!"
Sepertinya cara tersebut mulai berhasil. Putri kami pun terdiam dan langsung tertidur. Entah takut terhadap mamanya, entah pun mengapa, yang jelas ia tidak menangis lagi.

Dari kejadian tersebut saya sadar, syetan nyata tersebut adalah ponsel. Ia menyajikan semua yang di perlukan untuk merusak otak anak. Dan selama ini kita semua tidak menyadarinya.

Kini saya membatasi pemakaian ponsel di depan anak-anak saya. Saya didik mereka untuk hidup lebih nyata, jauh dari ketergantungan kecanggihan tekhnologi. Dan syukurlah kami menyadari semua ini lebih awal.

Sahabat semua...
Selamatkanlah putra putri kita dari bahaya Setan Gepeng.
Jangan tunggu hingga esok, jangan tunggu hingga mereka rusak. Kalau bukan kita yang menyelamatkan mereka, lalu siapa lagi.

Sekian dari saya, semoga cerita dan kisah ini bermanfaat.

@firman