Fasting variations in the Javanese tradition

in #life5 years ago

s0mra5mqri.png

source

Fasting variations in the Javanese tradition


Hi all steemians, how are you today? i hope you are healthy and creative at work

Fasting is one of the rituals of worship that existed before Islam. Various traditions or religions also do fasting. many variations of fasting are done depending on which teachings to take. The Prophet David fasted intermittently. This means that a day fasts and the next day does not fast. Catholics fast before Easter, from Ash Wednesday to Good Friday.

As a Javanese I would like to introduce some variations of fasting performed in the Javanese tradition. In Javanese fasting culture can be done as a form of abstaining from something. usually during fasting he may not eat, drink or have sex. Of course diving fast while praying and remembering God to get closer to Him.
Here are some types of fasting that are in the Javanese tradition.

1. Regular fasting
This fast is done only from dawn until the sun sets. This fast is a common practice that is increasingly confirmed by the coming of Islam.

2. Mutih
Mutih can be interpreted as white. This fast is done for a day and a night. He only ate white rice and water. The choice of fasting time can be one day, three days or seven days. The number of fasting days can adjust.

3. Ngasrep
Ngasrep means to be cold or tasteless. This fast abstains from eating extra race-free food. He may eat rice or other ingredients without added sugar or other spices.

3. Ngrowot
This fast does not eat food made from rice. to replace it can use cassava, potatoes, or other types of tubers.

4. Ngebleng
This fast is done by not eating or drinking for several days without interruption. The culprit can do it for three days, seven days or forty days. This fast is quite heavy because it does not get food intake for a long time.

5. Pati geni
Pati Geni means turning off fire. This type of fasting is a higher level of fighting because besides not eating and drinking he also cannot see the light either the lights, fire or sunlight. Even more difficult is that he cannot sleep or fall asleep. If he falls asleep then he must repeat it again.
That is some variation of fasting in the tradition that I wrote, hopefully it will be useful for all of us.
Is there a tradition of fasting in your area like this?

Thank you for reading my post. I hope you enjoy it

Bahasa Indonesia


Variasai puasa dalam tradisi Jawa


Hai seteemians semua bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan kreatif berkarya

Puasa merupakan salah satu ritual peribadatan yang telah ada sebelum Islam. Berbagai tradisi atau agama juga melakukan puasa. banyak variasi puasa yang dilakukan tergantung ajaran mana yang akan diambil. Nabi Daud melakukan puasa selang seling. Artinya sehari berpuasa dan sehari berikutnya tidak berpuasa. Umat katolik berpuasa menjelang paskah, dari Rabu Abu hingga Jumat Agung.

Sebagai orang Jawa saya ingin memperkenalkan beberapa variasi puasa yang dilakukan dalam tradisi Jawa. Dalam budaya jawa puasa bisa dilakukan sebagi bentuk berpantang terhadap sesuatu. biasanya selama puasa ia tidak boleh makan, minum atau berhubungan seks. Tentu saja selam berpuasa tetap sambil berdoa dan mengingat Tuhan agar bisa makin dekat denganNya.
Berikut ini beberapa jenis puasa yang ada dalam tradisi Jawa.

1. Puasa biasa
Puasa ini dilakukan hanya sejak fajar sampai matahari tengggelam. puasa ini merupakan kelaziman yang makin dikukuhkan dengan datangnya agama Islam.

2. Mutih
Mutih bisa diartikan menjadi putih. Puasa ini dilakukan selama sehari semalam. Ia hanya makan nasi putih dan air putih. Pilihan waktu puasa bisa satu hari, tiga hari atau tujuh hari. Jumlah hari puasa bisa menyesuaikan.

3. Ngasrep
Ngasrep bermakna menjadi dingin atau rasa tawar. Puasa ini berpantang untuk makan makanan tanpa ras tambahan. Ia boleh makan nasi atau bahan lain tanpa tambahan garam gula atu bumbu lain.

3. Ngrowot
Puasa ini pantang makan makana yang terbuat dari padi. untuk menggantinya bisa menggunakan singkong, kentang, atau jenis umbi lainnya.

4. Ngebleng
Puasa ini dilakukan dengan tidak makan atau minum selama beberapa hari tanpa putus. Pelakunya bisa melakukannya selama tiga hari, tujuh hari atau empat puluh hari. Puasa ini tergolong berat karena selama tidak mendapat asupan makanan dalam waktu yang lama.

5. Pati geni
Pati geni ini merupakan tingkatan yang lebih tinggi dari ngebleng karena selain tidak makan dan minum ia juga tidak boleh melihat cahaya baik lampu, api ataupun sinar matahari. Lebih beratnya lagi adalah ia tidak boleh tidur atau tertidur. Jika ia tertidur maka ia harus mengulanginya lagi.
Itulah beberapa variasi puasa dalam tradisi yang saya tuliskan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Terima kasih telah membaca postingan saya. Saya berharap anda menikmatinya

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.11
JST 0.031
BTC 68541.87
ETH 3868.83
USDT 1.00
SBD 3.63