Belajarlah dari kehidupan seorang Tukang Parkir

Belajar arti kehidupan tidak selalu mesti dari orang-orang hebat, pengusaha yang sukses, ilmuwan yang menciptakan berbagai macam teknologi, atau motivator yang mampu mengolah kata. Belajar arti dari kehidupan juga bisa kita dapat dari orang-orang yang tersepelekan, tukang parkir salah satunya.

Apa sih yang bisa kita pelajari dari seorang tukang parkir ?

Tukang parkir itu, punya banyak mobil dan motor tapi tidak pernah sombong. Dan ketika mobil atau motornya pergi, dia tidak pernah merasa sedih.

Lah, itu kan memang bukan punya dia..

Nahh disinilah letak pelajarannya. Karena dia tidak pernah merasa memiliki apa-apa yang dititipkan padanya makanya dia bisa seperti itu. karena dia sadar, bahwasanya apa yang ada pada kehidupannya sekarang itu hanyalah sebatas titipan bukan untuk dimiliki.

لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ

“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan di bumi.” (QS. Al-Baqarah, 2:284)

Karena segala sesuatu itu milik Allah, tidak ada satupun hal yang dimiliki makhluk termasuk manusia. Jika pun itu ada, itu hanya sebatas pinjaman atau titipan saja. Ketika seorang manusia itu mati, maka tinggalah semua yang ada padanya, kecuali amal perbuatan selama hidupnya.

Bercermin dari cerita tukang parkir tadi, adakah kita merasa memiliki segala sesuatu yang ada pada diri kita saat ini ? adakah perasaan bahwa semuanya itu milik kita tanpa sadar kalau itu hanyalah titipan ? bukankah kita selalu menangis ketika kehilangan sesuatu, misal hp, keluarga, atau benda lainnya. Sadarlah, ketika hal yang ada pada kita saat ini hilang, itu adalah pertanda bahwa masa pinjamnya telah habis, titipan itu telah di ambil oleh pemilik-Nya. Marilah kita jaga segala sesuatu yang ada pada kita saat ini. Cara menjaga yang terbaik adalah dengan selalu mensyukuri segala titipan-Nya.

Semoga tulisan saya ini bisa menjadi pelajaran buat kita semua yang masih diberikan kesempatan untuk dipinjami sesuatu oleh-Nya.