Jangan terlalu benci, nanti cinta

in #love6 years ago

Aku memulai kehidupan yang jauh dari peradaban timur di usia yang terlalu muda. Pikirku sekarang. Masih kekanak-kanakan, emosi gak stabil, terlalu cepat baper dan sensitif gak ketulungan. Tampang boleh cuek, tapi hati siapa yang tau ya kan.

Tinggal dengan orang dari berbagai latar belakang bukanlah hal yang mudah. Ada saja yang salah. Yang ngomongnya kebanyakan, yang asik complain ini itu, yang nada ngomongnya selalu nyindir dan bikin siapapun yang dengar jadi curiga.

Sering aku ditanya, di Bosnia berkomunikasi dengan bahasa apa. Bahasa inggris sebagai pengantar kuliah, Bosanski untuk berinteraksi dengan penduduk lokal, turkce jika berhadapan dengan mahasiswa turki, sedang di kampus aku juga mengambil bahasa jerman sebagai pendamping bahasa Bosnia yang harus aku pelajari di tahun pertama. Banyak ya? Tapi faktanya semuanya dipelajari karena berbagai alasan.

love-photos-wallpaper-5.jpg

Sumber

Bahasa Inggris adalah bahasa wajib pengantar kuliah, harus bisa sesempurna mungkin. Untuk belanja di pasar lokal, pastiah menggunakan bahasa Bosnia - mereka menyebutnya Bosanski. Walaupun hanya dasarnya, setidaknya cukup untuk belanja atau menanyakan jalan jika tersesat ke suatu tempat. Bahasa Turki atau Turkce tidak pernah masuk dalam list bahasa yang ingin aku pelajari. Unfaedah kalau kata anak-anak sekarang.

Semua bermula karena seringnya aku salah paham dengan pembicaraan mahasiswa Turki. Bukannya mereka tidak bisa berbahasa inggris, tapi mereka terlalu cinta dengan bahasa negaranya, sampai-sampai mengabaikan beberapa mahasiswa asing yang sering nimbrung bareng mereka. Ujung-ujugnya, karena keseringan bareng juga, bahasa ini melekat dengan cantiknya di kepala. Bahkan setelah beberapa tahun kemudian, ketika bahasa bosnia sudah hilang dari ingatan, bahasa ini masih aman sejahtera di ingatan.

identity-politics-multiculturalism-diversity-multicultural.jpg

Sumber

Dengan sebegitu banyaknya bahasa, sebegitu banyak pula budaya yang harus aku kenali. Wait, belum termasuk dengan mereka yang berasal dari Afrika ataupu China. Beda lagi, totally

Semakin bergaul dengan teman-teman Turki, rasa benciku pun semakin memuncak. Mereka yang terlalu memuja-muja bangsanya, tapi terlalu sering merendahkan budaya lain. Dibicarakanpun, diabaikan pula. Tapi tentu tidak semuanya seperti itu. Segelintir, oknum.

Pernah suatu ketika, aku diperkenalkan secara langsung oleh keluarga angkat dengan Mr. Erdogan, nama yang sangat terkenal dan dipuja-puji di negeri ini. Masih terekam jelas ekspresiku ketika diperkenalkan dengan beliau; hanya menjawab salam sambil menunduk sedikit tanda menghormati, sedang istri beliau memelukku erat. Aku? datar saja. Di tahun berikutnya, mereka kembali mengunjungi kampus ini, aku pun kembali dikenalkan, reaksiku tak jauh berbeda dari tahun sebelumnya. Bedanya, kalau sebelumnya mereka tak mengenaliku, kali ini aku didaulat membaca puisi di depan mereka. Kalau diingat-ingat lagi bikin malu, standing applause dan pujian berhamburan setelah aku tampil. Lah yang baca sebenarnya gak tau dia baca apa :D

Kembali ke rasa benci.

Aku benci segala hal berhubungan dengan Turki. Semua karena pengalamanku berhadapan dengan mereka. Semuanya negatif di mataku. Cuma negaranya saja yang cantik.

Ketika akhirnya lulus kuliah, berpisah dari benua biru, berpisah dari teman-teman terderkat, aku sempat mengatakan takkan kembali ke negri ini. Sempat pula bersyukur, penderitaanku - karena bergaul dengan mereka- berakhir sudah. Lega tak terkira.

Hanya hitungan minggu kemudian, aku mendapat tawaran kerja di sebuah NGO dimana direkturnya asli Turki. Beberapa waktu kemudian, setelah aku selesai dari Jerman, beberapa tamu dari Jerman datang ke Aceh dan butuh translator. Guess what? mereka tak bisa berbahasa inggris, hanya jerman dan turki.

Semakin aku benci dengan mereka, semakin aku ridu dengan negri itu. Dari bahasanya, suasana negrinya, makanan mereka, budaya, dan segala hal berhubungan dengan mereka.

Benar kata orang, jangan terlalu benci, nanti cinta

art-artistic-blur-160836.jpg

Sumber

Sort:  

Benaar bangeet..
Tapi kirain saat lihat judul, benci akan seseorang yang sekarang malah menjadi pasangan..
Hehee, ternyata oh ternyata..

hahahaha jade menduga2 dari judulnya yak ? :D

Apakah sehat kakak tertua lon😄

hahahahaha alhamdulillah

Alhamdulillah...yg penting kakak tertua sehat aja, Uda oke👍👍

Maka sekarang bencilah pada si Ehem, biar kelak Mira bisa cinta.

Hah? Entah hapa-hapa komentarnya. Hahaha

baiklah kak..challenge accepted! *eh

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.034
BTC 63799.64
ETH 3130.40
USDT 1.00
SBD 3.97