Menulis: antara Kemauan dan Menyempatkan

in #motivation6 years ago

source

Semester genap 2017- 2018 telat usai. Ujian akhir pun telah selesai saya ikuti. Liburan semester sudah datang, saya langsung bergegas untuk pulang kampung. Waktu yang saya tempuh dari Lhokseumawe ke Beureunuen dengan menggunakan sepeda motor kurang lebih 2 jam 30 menit. Walaupun liburan semester sudah datang, belum tentu kita semua senang, itu dikarenakan hasil ujian belum keluar sehingga membuat kita semua berdebar-debar. Tidak seperti di masa liburan SMA yang hanya 2-3 minggu, namun liburan semester genap saat kuliah tidak tanggung-tanggung, 2-3 bulan lamanya. Libur panjang kita kawan!


Aktivitas yang saya lakukan di kampung adalah membantu orang tua jualan. Jualan kolontong di sebuah kios yang berada di Desa Meugit Ujong Rimba, Kecamatan Mutiara Timur. Ini merupakan desa tempat kelahiran saya. Membantu orang tua yang tidak bisa saya lakukan ketika kuliah. Jangan sampai saat pulang agenda kita cuma empat hal. Makan tidur dan makan tidur.

Namun hal ini sedikit menghambat kegiatan menulis saya, karena saya ke kios tidak sempat membawa handphone dan menyimpannya di rumah. Kios saya buka mulai dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore, lalu lanjut lagi usai shalat magrib hingga jam 23:00. Tidak ada waktu sama sekali untuk menulis. Kehabisan waktu, itulah yang saya rasakan. Deadline pekerjaan yang semakin mendesak membuat saya kelimpungan. Saya sangat susah membagi waktu apalagi saya harus mengejar target menulis, satu hari satu postingan di #steemit. Kegelisahan tersebut membuat saya kedodoran, jangan sampai saya tidak menciptakan satu hari satu konten.


Saya bebas membuka handphone usai kios saya tutup. Pada saat itulah saya punya waktu untuk menulis. Namun saya butuh waktu lebih, saya selalu cari cara agar usai magrib konten sudah saya post ke #steemit.

Mengapa meski sibuk saya masih menyempatkan diri untuk menulis? Jawabannya adalah karena saya sudah menegaskan diri jika setiap hari harus ada minimal satu postingan.


Memang sangat sulit membagi waktu diantara jadwal pekerjaan yang padat. Belum lagi rutinitas sehari-hari seperti istitahat, membaca, membagi waktu dengan keluarga dan sebagainya. Tapi sebagaimana yang saya alami sendiri, kesibukan luar biasa yang saya jalani bukan penghalang untuk terus menulis.

Yang saya rasakan saat ini, kegiatan menulis sudah benar-benar merasuk dalam arus keadaan hidup, sesibuk apapun saya tetap bisa meluangkan waktu untuk menulis. Seperti yang saya lakukan sekarang, saya minta izin sama orang tua mau ke kamar mandi sebentar, memang ini perbuatan tercela karena saya membohongi orang tua, namun ini terpaksa saya lakukan agar saya bisa segera menyiapkan tulisan. Dan itulah yang saya lakukan sekarang, berlama-lamaan di dalam kamar mandi.

Makanya sekarang, berhentilah terjebak dengan istilah “tak ada waktu” untuk menulis. Saya sibuk kerja, mengurusi ini dan itu. Sungguh, benar-benar tidak ada waktu. Kalau memang ada kemauan, pasti sempat!

Ayo Menyempatkan Menulis

Sort:  

Emang bg rival ini kurator sejati, yg setia mengejar target layaknya setoran... Semoga kesetiaan Mengejar target dan setoran selalu beriringan, goodluck

HAhaha bisa aja dirimu adoe😂

Teruslah menulis. Sebab penulis tetap abadi dalam tulisan2nya👍

Dan namanya akan abadi selama bumi ini masih ada. Ini untuk motivasi saya pak @tinmiswary

Kata Pram, menulis adalah bekerja untuk keabadian

Akan selalu saya ingat pak. 😊

Memang sangat sulit berada di dalam masa proses, apalagi kalau Steemian pemula seperti saya.
Saya juga sudah bertekad harus ada postingan satu hari minimal satu post. Namun, hal itu memang begitu terasa susahnya.

Awalnya saya juga begitu @boy801, pernah dulu dalam 1 minggu cuma 2 post. Itu karena saya belum ada minat. Masih ngerasa malas dan tidak bisa membagi waktu.
Alhamdulillah sekarang kegiatan menulis sudah benar-benar merasuk dalam arus keadaan hidup, sesibuk apapun saya tetap bisa meluangkan waktu untuk menulis.

Coin Marketplace

STEEM 0.31
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 64341.19
ETH 3145.13
USDT 1.00
SBD 4.00