Nonton: Glass (2019)

Menonton film Glass (2019) serupa bermain teka-teki silang yang jawabannya mudah diketahui. Anggap saja ulasan ini dari seorang yang tidak menonton sekuel lain dari Glass, yaitu Unbreakable dan Split.

Sumber: IMDB

Ini film yang pemainnya dianggap tidak waras. Tapi saya harap, penontonnya harus waras. Saya memuji penampilan McAvoy yang bisa mengubah karakternya sesuai dengan perannya. Tapi tidak untuk Bruce Willis. Ini pemain sudah renta, tapi tidak kapok-kapok meskipun jatuh dari langit.

Di awal film, saya masih menerka-nerka apa peran McAvoy di sini. Saya juga masih menerka apa maksud film ini berjudul "Glass", apakah film ini tentang kaca atau lainnya. Penasaran saya terjawab terhadap sebuah adegan yang diperankan oleh Sameul L. Jackson. Elijah (Jackson) adalah Tuan Glass, begitu dia ingin dipanggil.

Elijah dan McAvoy ingin melarikan diri untuk menuju ke Osaka Tower. Tapi, sayangnya mereka tidak berada di sana sampai film berakhir. Mereka berakhir tragis di luar rumah sakit jiwa. Seandainya film ini menunjukkan pertempuran di Osaka Tower, menurut saya akan lebih seru. Apa mungkin film ini tidak bisa mendeskripsikan Osaka Tower yang dianggap sebagai salah satu menara tertinggi di dunia?

Sebenarnya film ini agak membosankan hingga membuat saya tertidur. Efek dalam film ini juga sangat kurang sehingga kurang wah. Saya juga melihat beberapa efek yang gagal di sini (saya lupa di bagian mana). Ulasan ini hanyalah keisengan saya. Tidak usah dijadikan referensi.

Namun dalam sebuah blog, saya menulis jalan cerita film ini. Kalau mau, silakan kunjungi di Jalan Cerita Film Glass (2019).