Kisah memilukan seorang ibu mengais rezeki di tempat sampah untuk anaknya

in #pemulungsaleha5 years ago

1551870572540-768x432.jpg

Tepat pukul 07.00 WIB, ibu-ibu dari Lhokseumawe dan Aceh Utara mempersiapkan berbagai perlengkapan kebutuhan untuk berangkat ke Tempat Penampungan Akhir (TPA) di Alue Lim, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe.

Bukan untuk bergosip atau bercengkrama, di sana tepat di bawah teriknya matahari, mereka turun ke tempat pembuangan sampah untuk mengutip satu per satu botol dan gelas bekas minuman serta plastik dan juga kardus yang bisa dijual.

Faktor ekonomi dan kebutuhan pendidikan anak, wanita-wanita paruh-baya itu dengan semangat berkerja mengumpulkan botol-botol bekas itu. Tanpa mengeluh dan malu, tangan yang dipenuhi tanah dan debu itu terus mengutip benda-benda yang bisa dijual

Perjuangan Ibu-Ibu Mengais Rezeki di Tumpukan Sampah Blang MangatMercinews
Reporter: Mercinews Rabu 6 Maret 2019 18:14 WIB 1551870572540 - Perjuangan Ibu-Ibu Mengais Rezeki di Tumpukan Sampah Blang Mangat PEMULUNG SAAT MENYORTIR BOTOL BEKAS DI ALUE LIM, LHOKSEUMAWE

Aceh Utara, Mercinews.com – Tepat pukul 07.00 WIB, ibu-ibu dari Lhokseumawe dan Aceh Utara mempersiapkan berbagai perlengkapan kebutuhan untuk berangkat ke Tempat Penampungan Akhir (TPA) di Alue Lim, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe.

Bukan untuk bergosip atau bercengkrama, di sana tepat di bawah teriknya matahari, mereka turun ke tempat pembuangan sampah untuk mengutip satu per satu botol dan gelas bekas minuman serta plastik dan juga kardus yang bisa dijual.

Faktor ekonomi dan kebutuhan pendidikan anak, wanita-wanita paruh-baya itu dengan semangat berkerja mengumpulkan botol-botol bekas itu. Tanpa mengeluh dan malu, tangan yang dipenuhi tanah dan debu itu terus mengutip benda-benda yang bisa dijual.

Baca juga: Menteri Agraria Sofyan DJalil Serahkan 67 Sertifikat Tanah di Aceh Utara
Bau, iya memang sangat bau, tapi setelah dikumpulkan dalam satu karung, mereka berteduh di bawah pohon, sembari menyortir dan memisahkan botol-botol serta plastik yang dikumpulkan tadi.

“Pagi pergi jam 07.00 WIB, dan pulangnya jam 18.00 WIB,” kata Indah sembari terus menyortir botol dan gelas bekas minuman tersebut.

Tambah Indah, semenjak Ia cerai dengan suaminya, sekitar 20 tahun sudah dirinya melakoni pekerjaan tersebut demi memenuhi kebutuhan dan juga biaya peralatan sekolah anaknya yang saat ini duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP)

Dalam sehari kadang paling banyak bisa dapat Rp50 ribu, kadang kalau lagi enggak ada cuma Rp20 ribu saja,” ungkapnya lagi.

Hasil mulung yang sudah dibersihkan itu, dibeli langsung oleh agennya setiap sore, kalau hasilnya sudah bersih dihargai Rp8 ribu per kilogram, namun kalau masih kotor Rp3 ribu per kilogram.
Dibilang cukup iya enggak cukup, namun mata pencarian hanya di sini yang bisa, dari pada mengemis dan meminta-minta,” ungkapnya.

Sementara, beberapa ibu-ibu lainnya juga mengaku hal yang sama, faktor ekonomi yang terjepit dan memenuhi kebutuhan keluarga, membuat mereka memilih jalan untuk memulung.

Bukan hanya dari Lhokseumawe, ibu-ibu pemulung di TPA Alue Lim itu juga berasal dari Kabupaten Aceh Utara. Yang bekerja keras untuk memenuhi ekonomi dan melanjutkan kehidupan mereka.

Sumber: ajnn.net

Coin Marketplace

STEEM 0.24
TRX 0.12
JST 0.029
BTC 67240.29
ETH 3510.15
USDT 1.00
SBD 3.18