Ketika Orang Aceh Melupakan Hadihmaja

in #philosophy6 years ago (edited)

Assalamuaaikom warahmatullah
Bak layèu steemit haba lon tulèh
Geunantoë lon jak bak rakan long langkah
Geunantoë lidah haba long tulèh

Masyarakat memiliki tatanan adat dan budaya yang kuat. Mereka memegang teguh prinsip dalam tatanan adat tersebut. Orang Aceh juga memiliki ungkapan filosofis dalam hadihmaja, untuk menguatkan penerapan dan mensosialisasikan prinsip-prinsip tersebut.

Tujuannya, mempertegas sikap guna menjadi suatu pedoman dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini sebagaimana diungkap dalam hadihmaja.

Meunyö kréuh beu beutöi kréuh
Kréuh beu lagèe kayèe jeut keu tamèh rumöh
Meunyö leumöh beubeutöi leumöh
Beulagèe taloë peuikat bubông rumöh

Maksud hadihmaja di atas, seorang Aceh dituntut untuk bertindak tidak tanggung-tanggung, lagèe crah meunan beukah, harus mempunyai sikap yang tegas dalam berindak, serta tidak tanggung-tanggung.
Bakhtiar Ali, Gub.JPG
Prof Bachtiar Aly dan Pj Gubernur Aceh Mustafa Abubakar membaca buku Nuga Lantui usai peluncuran [dok pribadi]

Namun sayangnya, generasi Aceh sekarang seolah melupakan kaidah-kaidah lama warisan Endatu (nenenk moyang-red) orang Aceh tersebut. Padahal hadihmaja atau narietmaja merupakan ruhnya adat dan budaya Aceh, yang menjadi rambu-rambu atau koridor pengatur kehidupan bermasyarakat. Banyak kita yang telah mengganti budaya asli kita dengan budaya luar, suet gléung méuh sôk gléung balôt, adat nyang patôt ka tatuka.

Salah satu hadihmaja yang paling terkenal dalam masyarakat Aceh adalah mate aneuéuk meupat jeurat, mate adat hana pat tamita. Maksudnya, meninggalnya anak ada bekas kuburannya, hilangnya adat tak akan tahu kita cari kemana gantinya.

Ungkapan tersebut menyiratkan kekhawatiran yang sangat dalam dari orang Aceh itu sendiri, terhadap hilangnya adat dan budayanya. Generasi di bawahnya seolah diwanti-wanti melalui ungkapan tersebut untuk menjaga dan melestarikan adat dan budayanya. Kalau kita tidak menjaganya siapa lagi, meunyöe kôn anoë mandum leuhôp, meunyoë kôn droë mandum gôb.
Gubernur Nuga Lantui.JPG
Gubernur Mustafa Abubakar menandatangai cover buku Nuga Lantui saat peluncuran. Buku ini dilayout dan didesain oleh sahabat @iamgepe [dok pribadi]

Menyadari hal itu pula, pada tahun 2006 silam, saya mengambil sedikit peran untuk membahasakan hadihmaja dalam kritik sosial terhadap berbagai fenomena dan kejadian di Aceh. Kupulan tulisan satire itu kemudian saya terbitkan dalam bentuk buku dengan judul Nuga Lantui Haba Peuingat.

Nuga Lantui bermakna dihantam atau dipukul pakai pentungan. Maksudnya, siapa yang tersidir atau kekan kritik melalui tulisan bernuansa hadihmaja tersebut, maka orang itulah yang kenak hantamannya. Ada enam bagian buku tersebut yakni, politik, hukum, kriminal dan konflik, ekonomi dan korupsi, serta agama dan budaya.

Saya sangat bahagia ketika launching buku Nuga Lantui ini dilakukan di Anjong Mon Mata Meuligoe Gubernur Aceh oleh mantan Menteri BUMN Mustafa Abubakar yang ketika itu menjabat sebagai Pejabat Gubernur Aceh.

Hadir juga saat itu mantan Duta Besar RI untuk Mesir Prof Bachtiar Aly. Saat itu Prof Bachtiar Aly menyempatkan diri menyampaikan pidato tentang kebebasan pers dan jurnalisme damai, dengan judul Mencermati Dimensi Kebebasan Pers dalam Resolusi Konflik dengan Mengedepankan Jurnalisme Damai sebagai telaah kritis atas kiprah pers di Indonesia dan Timur Tengah.
Gubernur Nuga lantui juga.JPG
Gubernur Mustafa Abubakar orang pertama yang menerima buku Nuga Lantui usai diluncurkan [dok pribadi]

Mereka yang hadir pada launching buku Nuga Lantui 12 tahun lalu itu, rata-rata memiliki kekhawatiran yang sama, yakni akan hilangnya hadihmaja dalam kehidupan masyarakat Aceh. Apa lagi jumlah penutur hadihmaja dalam masyarakat Aceh kini sudah sangat sedikit kalau tak elok dikatakan langka.

Baik Pak Mustafa Abubakar maupun Prof Bachtiar Aly mendorong saya untuk merevitalisasi hadihmaja dan mengumpulkannya dalam sebuah buku, agar menjadi pegangan bagi generasi Aceh kelak.

Sementara beberapa rekan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dari luar Aceh, meminta saya untuk menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. Sesuatu yang tak bisa saya lakukan, karena makna hadihmaja akan sangat tergantung pada objek mana dia dipakai. Ada makna tersirat yang sangat filosofis dalam setiap hadihmaja, yang tak mungkin diterjemahkan secara tersurat.

Namun, agar orang Aceh tidak lupa pada hadihmaja, sejak saat itu saya mulai mengumpuklan hadihmaja yang terserak dalam ingatan orang-orang tua Aceh. Hingga kemudian terkumpul sekitar 3.600 hadihmaja dan saya terbitkan dalam bentuk buku dengan judul Hadihmaja Filosofi Hidup Orang Aceh. Edisi perdana buku ini terbit pada tahun 2011 atas bantuan Wakil Gubernur Aceh Muhammad Nazar.

Cetakan selanjutnya buku Hadihmaja Filosofi Hidup Orang Aceh ini dilakukan beberapa kali oleh PT Pakisco Perkasa atas permintaan Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Utara, Bireuen, dan Pidie. Semoga dengan buku tersebut kita tidak lagi lupa akan hadihmaja. Buléun peungéuh takawè eungkôt, watèe iè surôt takôh bak Bangka, bèk suet gléung méuh sôk gléung balôt, adat han patôt bék takeurija.
hadihmajavsnugalantui.jpg
Buku Nuga Lantui dan Hadihmaja, upaya merevitalisasi hadihmaja dalam kehidupan masyarakat Aceh [dok pribadi]

Sort:  

Hi, we have voted on your post because you have posted your article to either food, recipe, recipes, cooking or steemkitchen #tag. Steemkitchen is a brand new initiative where we want to build a community/guild focused purely on the foodie followers and lovers of the steem blockchain. Steemkitchen is out of the conceptual phase and growing each day. We would love to hear your thoughts and ideas.

We are almost ready to Launch the first Decentralized Recipe and Food Blog Website that will utilize the Steem BlockChain and its community to reward contributions by its members.

Please consider joining us at our new discord server https://discord.gg/XE5fYnk

Also please consider joining our curation trail on https://steemauto.com/ to help support each other in this community of food and recipe lovers.

Kind Regards

@steemkitchen

Ps. Please reply “No Vote” if you prefer not to receive this vote and comment in the future.

Nye urueng jameun hadih maja nyan geukheun sira eh eh dibale Meunasah geukheun dengan cara meucae....

Ya Brader @shofie cae lam bahsa meuantok atawa bahasa meupakhok. sira eh-eh di meunaah sira peugah haba jameun.

seharusnya, hadih2 maja ini diproduksi juga oleh pejabat pemerintahan dalam setiap kegiatan, sehingga terus terpelihara.. nyoe meunan?

Seharusnya memang begitu brader @munaa, perlu peran bersama untuk merevitalisasi nilai-nilai adat dan budaya dalam hadihmaja.

Matee aneuek meupat jrat, gadoh adat han meupat mita.
Man dua boh buku nyan pu na di meukat bak zikra aduen @isnorman.

cetakan terakhir ada di Pakisco Bireuen selaku distributor yang menyalur ke sekolah-sekolah di beberapa kabupaten/kota di Aceh.

Coin Marketplace

STEEM 0.27
TRX 0.13
JST 0.032
BTC 60782.22
ETH 2915.02
USDT 1.00
SBD 3.64