Bolehkah Membenarkan Temuan Sains dengan Al Quran?

in #religion6 years ago

sains.jpg
sumber

Zaman sekarang, sains semakin berkembang. Ini merupakan masa dimana orang akan berhadapan dengan kepercayaannya dipertanyakan oleh sains. Masa di mana Al-Quran pun dipaksa sesuai dengan temuan-temuan sains saat ini. Beberapa hari yang lalu, saya membaca sebuah tulisan di blog yang berjudul "Media sosial telah dibahas dalam Al Quran ratusan tahun lalu" . Saya terkejut dan tidak yakin dengan judul itu. Setelah saya baca, penulis rupanya menghubungkan ayat Al-Quran yang menyatakan bahwa manusia diciptakan dalam keadaan banyak berkeluh-kesah, ketika ditimpa musibah, meratapi, ketika senang, lupa kepada Allah.

Merujuk pada seringnya seseorang menulis status yang bersifat keluhan, dan sangat jarang status saat mereka mendapatkan rezeki kebahagiaan, penulis blog itu serta-merta menghubungkan kebenaran Al-Quran dgn Facebook tersebut. Ini tingkah yang sedikit berbahaya. Nabi telah bersabda; dari Ibn Abbas;

من قال فى القران برءيه فاليتبوء مقعده من النر

Barangsiapa yang berkata mengenai Al Quran dengan pemikirannya sendiri, maka bersiap-siaplah mengambil tempatnya di dalam neraka (HR Turmidzi)


sains1.jpg
sumber

Sains bersifat relatif, sedangkan al quran bersifat absolut. Sesuatu yang absolut tidak bisa dibenarkan dengan yang relatif. Kebenaran al quran mutlak, menembus batasan geografis dan waktu. Tetapi sains tidak demikian. Suatu temuan sains yang kita anggap benar hari ini, bisa saja dipatahkan pada waktu yang akan datang oleh temuan yang lain. Bagaimana jika temuan sains itu kita cocokkan dengan al quran? kemudian ia salah, al quran akan diikutkan juga?

Maka kita harus berhati-hati mennafsir maksud dari suatu ayat al quran. Kita bukan golongan mufassirin, dan jangan sekali-kali mencocok ayat al quran dengan sesuka kehendak kita. Nabi telah menjanjikan neraka kepada orang yang berani mengatakan tentang al quran berdasarkan pikirannya sendiri tanpa merujuk ayat yang lain yang berkenaan, atau hadis, juga asbabun nuzul ayat. Kita tidak sedang dikekang untuk berfikir dan menafsirkan al quran. Tapi berfikir juga punya aturan dan metode, apalagi kita sedang menafsir kitab suci.

sains2.jpg
sumber

Ulama Islam berbeda pendapat dalam persetujuan tafsir al quran dengan merujuk pada sains. Syeikh Tantowi Jawhari, dalam tafsirnya yang berjudul Tafsir Al-Jawahir (25 jilid), menafsir al quran dengan sians. Tapi metode tafsir seperti ini belum disepakati oleh para ulama. Mereka yang menolak tafsir merujuk pada sains ini adalah Dr.Mahmud Syaltut.

Beliau dengan tegas menolak tafsir al quran yang dicocokkan dengan sains. Dr.Mahmud Syaltut memaparkan pendapat-pendapatnya yang kuat, sebagaimana dimuat dalam tulisan beliau pada majalah Ar-Risalah, edisi 407 dan 408 tahun ke 9 April 1941. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Dr Amin Al Khauli. Beliau juga menolak model tafsir ini dalam kitabnya, At tafsir; Ma'alimu Hayatihi-Manhajuhul Yaum. Dalam kitab At-Tafsir wal Mufassirin, Dr Muhammad Husain Adz Zahaby juga memaparjan pendapat Imam Asy Syatibi, yang dengan tegas menolak metode tafsir ini. Syeikh Asy Syatibi menolak tafsir sains (tafsir al-ilmi) kedalam Al Quran, dengan alasan alasan yang kuat.

Tidak semua orang menjadi penafsir al quran. Kita tidak bisa hanya berbekal terjemahan, kemudian bisa langsung memberi makna sesuai kehendaknya pada ayat al quran. Orang seperti ini adalah seperti yang Nabi janjikan dengan neraka. Butuh syarat-syarat yang banyak untuk seseorang dalam menafsir al quran. Mereka harus menguasai ilmu tata bahasa arab yang menunjang penafsiran, dan beberapa ilmu seperti ulumul quran, meliputi nasikh-mansukh, asbabun nuzul, munasabatul ayat, makki madani, hadhari-safari, laili-nahari, dan beberapa yang lainnya. Dibutuhkan ilmu bahasa, seperti ilmu nahwu, sharaf, ma'ani, bayan, badi', qiraat, ushuluddin, ushul fiqh, hadis Nabi, dan lain-lain.

sains3.jpg
sumber

Sedangkan tafsir al quran, dibagi kepada klasifikasi sebagai berikut. Ada tafsit bil ariwayah, tafsir bil addirayah, tafsir bil arra'yi. Tafsir bil arriwayah adalah menafsir al quran dangan al quran, mentafsir al quran dengan hadis, dan mentafsir al quran dengan isar sahabat. Sedangkan tafsir bil addirayah, bisa membawa pada dua kemungkinan, benar dan salah. Karena tafsir model ini bertumpu pada ijtihad. Jika ijtihad yang dilakukan oleh seseorang yang sudah mampu. Mereka menafsir berdasarkan pada metodologi yang absah. Dan tidak dilakukan secara membabi-buta, maka hasilnya bisa dibenarkan dan disebut tafsit bir-ra'yi al mahmud, yaitu tafsir dengan ijtihad yang terpuji.

Maka sebagaimana tujuan utama al quran untuk petunjuk umat manusia. Jangan sekali-kali menggunakannya untuk kepentingan kita, seperti menggunakannya untuk kepentingan politik, meraih suara rakyat. Memang terdapat banyak ayat-ayat sains dalam al quran, tapi itu hanya untuk membuktikan kekuasaan Allah. Jaga diri kita dalam beragama, bergurulah pada mereka yang punya sanad ilmu sampai kepada Rasulullah SAW.

pembatas postingan.png

story.jpg

Sort:  

Ilmu Pengetahuan itu datangnya dari Allah dan milik Allah, Alquran berisi ilmu pengetahuan yang diberikan Allah kepada manusia. Manusia diberikan anugerah berpikir, dan dengan mencari fakta kebenaran dari apa yang ditulis Allah itu juga menurut saya adalah untuk mempertebal iman. Apa yang bisa dipungkiri lagi jika apa yang ditulis dalam Alquran itu benar? Kita bisa saja bilang kita hanya butuh yakin, sementara manusia diberikan anugerah berpikir dan diminta Iqra, belajar, jadi bagi saya, kita perlu mencari kebenaran itu bukan hanya dengan sekedar yakin tapi bisa bersaksi atas kebenaran yang ada. Contoh, seorang dokter bedah Perancis yang terkejut dari hasil otopsi yang dilakukannya terhadap Firaun. Dia bingung bagaimana mumi masih bisa utuh padahal sudah terendam air garam di laut, yang dibuktikan dengan garam di sekujur tubuh dan otaknya. Dia tidak mengerti, sampai kemudian ilmuwan Islam yang menjelaskan bahwa itu semua sudah tercantum dalam Alquran. Allah sudah memberitahu bahwa Firaun akan ditenggelamkan namun tubuhnya akan utuk untuk menjadi bukti kebesaran Allah, dan dia pun menjadi seorang muslim. Dia percaya bahwa tidak mungkin Nabi Muhammad saw tahu akan hal ini beratus tahun sebelum mumi itu ditemukan dan bahkan diketahui keberadaannya, kecuali bila Allah yang memberitahukan. Ini adalah sains, dan bila digunakan dengan baik, maka akan sangat berguna dan bermanfaat. Satu catatan penting lagi, era kegelapan Eropa itu hancur oleh ilmu pengetahuan Islam yang dibuat oleh ilmuwan Islam, yang selama itu disembunyikan dan dimusnahkan. Sayangnya, justru terus ilmu pengetahuan ini dikembangkan oleh dunia Barat, dan malah dimatikan oleh kaum muslim sendiri. Ya, sampai ada pemikiran melarang sains dihuvungkan dengan Alquran, persis sama seperti dulu gereja melarang juga sehingga terjadi kehancuran. Ini hanyalah sebuah opini, apa yang mau dipilih semua tentunya berhak memilih, tanggungjawab ada di tangan masing2.

Makin kaya wawasan baca ini.

Tafsir Ibnu Katsir, mungkin bisa sebagai pegangan.

Regards

Coin Marketplace

STEEM 0.31
TRX 0.12
JST 0.034
BTC 64742.01
ETH 3172.49
USDT 1.00
SBD 4.10