Sepaket Pertemuan dan Perpisahan

Acapkali kita membenci perpisahan. Padahal perpisahan seringkali merupakan resiko dari tiap-tiap terjadinya pertemuan.

Bagi sebagian dari kita, perpisahan menjadi momok yang menakutkan, menyedihkan, membuat dunia serasa "tak ada artinya lagi" ketika hal tersebut terjadi. Padahal kalau di renungkan kembali, jika saya sendiri nge-flash back beberapa kejadian perpisahan yang pernah terjadi, rasanya kok lucu. Kenapa saya pernah "se-berlebihan itu" dalam menghadapi perpisahan. Perpisahan dengan orang tua, dan kekasih, atau dengan hal-hal yang saya suka, misalnya. 😂

Tapi, semakin kita sering menemukan, dan mengalami perpisahan, maka semakin dewasa kita dalam menghadapinya. Iya gak si?

Yang dulunya nangis berlarut-larut, mengurung diri, mogok makan, sampai melakukan hal-hal "kurang kerjaan" lainnya, sekarang bisa lebih "berwibawa" dalam menghadapinya. Yah, paling nggak, nggak terlalu over lah. Soalnya udah biasa kan yaaaa. Heheuu~ 😄

Lagian, di dunia yang hanya seeebentar ini, yang namanya pertemuan pasti juga sepaket dengan perpisahan. Dunia gitu lho. Apa si yang nggak fana? 😊

Jadi, sedikit tips buat yang sering baperan (seperti aku, uhhuk) nih yaaa:

"Jangan terlalu mencintai apa-apa yang menyangkut pertemuan, melebihi cintamu kepada Tuhanmu."

Pertemuan seorang anak dengan orang tuanya di dunia, dengan kekasih, dengan sahabat, atau dengan pertemuan-pertemuan yang lain. Jika cinta kita pada mereka tidak melebihi cinta kita terhadap penciptanya, maka hati kita akan lebih mampu memaklumi, bahwa apa-apa yang diciptakan, lalu dipertemukan dalam dunia ini, pasti akan ada saatnya kita berpisah dengannya. 😅

Selamat malam. Selamat membiasakan diri dengan pertemuan dan perpisahan 🤗

#Share2steem

enter>

yul14stuti

^{Posted from Instagram via Share2Steem}