Politisi Atau Pejabat Publik #1 [Edisi Pilpres]

arispranata5 (71)in #steempress • 5 years ago (edited)

Musim kampanye jelang pilpres dan pileg 2019 penuh dengan parade tontonan yang menghibur dan menggelikan, mulai dari tingkat akar rumput sampai gontok-gontokan, di level elite ngopi bareng di hotel mewah dengan menu saji yang mungkin tak terbeli. Gaya dan selera pilihan itu sah-sah saja untuk pemenuhan hak politik setiap warga negara dalam iklim demokrasi

Jika kita mau jujur mengungkap apa saja motif dibalik keinginan kuat seseorang men-caleg-kan dirinya tentu sederet jawaban akan menggelitik untuk kita kaji. Sebagai contoh adalah apa yang dikemukakan oleh Abdur Rozak seorang peneliti Institute for Research and Emporwerment (IRE) yang mengemukakan adanya beberapa motif atau alasan seseorang tergerak ingin menjadi caleg antara lain yaitu

Masalah kekuasaan , hal ini khususnya pada kalangan yang secara ekonomi bisa dibilang telah mapan. Namun untuk melengkapi dan memantapkan posisinya di mata masyarakat, maka ia akan berupaya meraih kekuasaan lain yang dipresentasikan antara lain dengan menjadi seorang anggota legislatif. Apalagi anggota legislative memiliki 3 fungsi yang strategis yaitu fungsi legislasi, penganggaran dan pengawasan. Menggiurkan pastinya

source image

Alasan lainnya mencalonkan diri dikarnakan upaya mempertahankan bisnis, beberapa diantara caleg khususnya dari kalangan pengusaha berkeinginan mempertahankan bisnis nya melalui jalur dengan menjadi anggota legislatif. Seperti yang banyak kita lihat saat ini, banyak kalangan bisnis yang mengincar posisi tersebut demi memperlancar usaha dan bisnisnya dikemudian hari

Dan yang terakhir adalah, sangat masuk diakal yaitu, upaya memperbaiki nasib, untuk kalangan yang belum mapan secara ekonomi maka jalur menjadi anggota legislatif dianggap jalur untuk lebih menjadi kaya dengan mudah . Bahkan orang tua yang dengan bangga mengatakan putra/putrinya kini bekerja sebagai caleg. Dan golongan ini mencakup semua tingkatan dan taraf hidupnya, dari yang berekonomi menengah kebawah, ataupun keatas

Dengan beragam metode yang pada akhirnya beujung pada kesalingan tesis dan anti tesis sebagai konsekwensi kompetisi dalam perebutan kekuasaan. Metode safari dari desa ke desa, clubbing berkelanjutan dengan seluruh komponen dan elemen bangsa, tergantung selera masing-masing. Tiada yang lebih superior satu atas lainnya.

Menjadi politisi adalah profesi yang buruk. Sedangkan menjadi pelayan publik adalah yang mulia. Pejabat publik tahu dan sadar mereka adalah milik publik dan dunianya dibayar oleh publik, bukan karena bagian koalisi atau bahkan oposisi, namun karena mereka tak pernah mau menjadi alat politik apapun atau siapapun, kecuali melayani kepentingan publik

image source

Saat ini kandidat capres dan cawapres sudah bergaya, mentang-mentang sudah terpilih sebagai calon legislatif untuk jadi pejabat publik. Wajahnya sekarang menghiasi baliho di mana-mana

Menjadi pejabat publik bukan ajang bergaya, sekadar bagi-bagi jatah trias politika, rakyat dijadikan objek penderita pendulang suara, rakyat selalu dianggap mencari jago, para kandidat capres dan cawapres, serta para caleg sukarela bergaya superhero kalau lagi ada maunya untuk pemenuhan libido kuasa.

Bagi rakyat, politik bukan urusan koalisi atau oposisi tetapi bagaimana kebijakan publik mengubah hidup sehari-hari menjadi lebih baik. Rakyat senang orang pintar berpolitik, bersih, berprestasi apalagi yang bijak menjaga etika dan melaksanakan realisasi amanah publik sampai mematuhi aturan agama

Ketika layanan publik dibisniskan, urusan warga negara jadi dagangan, sapi perahan segelintir golongan. Orang miskin jadi korban, lantaran dianggap hanya diam. Bisnis milik negara tidak semata-mata berorientasi meraih keuntungan, Bersambung ke next part