Cantik Bukan Punya Si Ganteng Atau Kaya Melainkan Pemberani.
Jalan-jalan dengan tujuan membosankan untuk hal yang menyenangkan selain untuk mengisi kekosongan waktu juga untuk balap. Menikmati pengalaman pantai dengan angin sakit yang menempa pipi ku pada sakit itu, kami tinggal di sini, dan itu juga, jus jeruk dan nasi goreng Kentucky.
Kerena beberapa minggu yang lalu saya pernah mendaki gunung. Akhirnya, berbincang tentang mendaki gunung jam yang membuat harus menampilkan gambar katika pendakian di smartphone ku.
Namun beberapa saat kemudian, yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, yang masih muda dan beberapa anak yang masih muda, tetapi dari pria yang menyapa dari arah timur tapi entah siapa tapi pria tidak asing untuk ku.
"Hay Fajri," sapanya pria itu, "Hay, bagaimana bang?" Jawabku. "Kemana saja dirimu ?, Tiada kelihatan beberapa tahun ini!," Tanya dia sambil bersalaman dengan ku, "kuliah bang, duduk bang dan kakak?" Ujar ku kepada mereka. Sambil bercanda beliau berkata "bagaimana kuliah jri? Saya lihat di media sosial kayaknya di gunung terus" "cuma katika liburan saja bang" jawab ku.
Bercerita tentang beberapa hal pada hari itu, akhirnya saya baru kenal dia penjual ayam kampung di pasar ku.
Tidak lama kemudian dia meminta pamit untuk pulang karena sikecil untuk belajar agama Islam di balai pengajian.
Tiadanya pernah saya duga orang yang berjualan ayam kampung di pasar Punya istri yang bisa masuk ke atas rata-rata dengan biasanya.
Sebuah kisah yang sangat menakjubkan bagiku setelah melihat kejadian itu, yang dapat saya simpulkan Wanita yang cantik bukan milik si ganteng atau si kaya tapi ada yang punya sang pemberani yang datang ke rumah.
Posted from my blog with SteemPress : https://26fajri.000webhostapp.com/2018/07/cantik-bukan-punya-si-ganteng-atau-kaya-melainkan-pemberani