Bulan itu Satu []

in #steempress6 years ago (edited)

14.jpg

"Bulan itu satu, dik. Jika kau rindu tataplah bulan itu. Di sana aku akan melihat bulan yang sama, percayalah". Di cium tangannya, sebagai bentuk hormat. Lalu berangkatlah lelaki penitip pesan tentang bulan itu, Ramphak namanya. Dia pergi untuk waktu yang lama, 5 tahun bahkan lebih, bukanlah waktu yang cepat. Dia berangkat untuk menuntuk ilmu agar dia menjadi orang. Setamat SMA dia berangkat ke kota pendidikan.

Perjalannya pun dimulai, remaja yang tak tahu akan apa yang di impikan, tak tahu apa itu rumah tangga, tak tahu arti nestapa. Hanya impian yang terus bergelora untuk berumah tangga dengan kekasihnya itu setelah dia sukses kelak.

Tak ada handphone tak ada smartphone, tak ada twiter, facebook apalagi discord. Ah, benar-benar remaja jaman old. sesekali dia hanya menggunakan telepon di wartel untuk dapat berkemunikasi dengan kekasihnya itu. Kekasih yang telah lama menunggu. Terakhir tersambung dia hanya meninggalkan pesan kalau esok dia akan di pinang oleh orang lain, hampir pecah telepon umum itu di banting olehnya.

Sekarang cintanya telah membunuh semangatnya, senyumannya telah hilang ditelan berita itu, bahkan masa depannya hampir saja termakan olehnya.

CIMG2095.JPG

"Kenapa kau, Ram? Kulihat kau tak seperti biasanya," Tanya Rimbang kawan satu kostnya.

"Tidak ada kawan, biarkan saja," Namun jawaban si Ram, semakin membuat si Rim semakin penasaran, dan tidak berhenti menanyakan akan pudarnya semangatnya.

Akhirnya Ramphak kalah, dan mulailah menceritakan semua perihal kepada si Rim.

"Rim, salahku apa. sehingga begitu saja dia melupakanku, kau lihat photo dalam dompetku ini (sambil mengeluarkan dompet dam memperlihatkan gambar sang kekasih) dia lebih memilih menikah dengan orang lain, di saat aku hampir menyelesaikan kuliahku."

"Apa cuma itu harapanmu? Bagaimana dengan emak di sana, dan adik-adikmu yang belum sukses juga?" Barulah dia sadar setelah menerima pertanyaan itu, bahwa masih banyak yang lebih penting dari pada hanya memutuskan pikiran dalam harapan. Dikejarnya ketertinggalan akan mata kuliah permata kuliah, lalu mencapai gelar sarjana dengan gandengan tangan orang tua dan adik-adiknya, tanpa kekasih impiannya.

Hidup harus terus berlanjut, karena cinta sejati dalam penantian itu tiada, hanya 30 % yang berhasil menikah dengan kekasih semasa SMA yang sempat dipisah oleh jarak dan waktu, lalu selebihnya lebih memilih menikah dengan orang yang pasti yang di nanti hanya disimpan dalam kenangan.

102_2237.JPG

 

Note:

  • Foto Dokument Pribadi. Hanya sebagai ilustrasi
  • Maaf jika terdapat cerita dan nama yang sama dengan kejadian di alam nyata, karena itu hasil imajinasi saya.
Hormat saya: @jubagarang

Posted from my blog with SteemPress : http://jubagarang.epizy.com/wp/2018/08/12/bulan-itu-satu/
Sort:  

Renyah, setiap tulisan yang diposting oleh Bang Juna selalu membuatku termotimavi untuk menulis apa saja yang kutemui dilapangan dan bahkan Ramphak saja bisa menggugah selera pembaca yang haus pada cerita...

Hanya bagi yang haus saja. Yang lapar jangan ya.
Makasih @murazriksi91. Anda lebih hebat lagi

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.034
BTC 63799.64
ETH 3130.40
USDT 1.00
SBD 3.97