[SP104] - death due to nature

in #steempress6 years ago (edited)


only one photo for this article
07 oktober 2018, by : Pojan

Hate, love, meeting and affection. Believe me, everything will end when you are gone underground. Not knowing age, even young people will also feel the fear story. Because it's not about office, it's not about greatness, the name of a living human being will still experience death.


Various ways and various answers, love will end with calmness. Sometimes with murder, even with a sad story about the massacre by nature. Imagine, how disasters come to suck the contents of the earth. Because it is not just a war, it is part of the many ways to die.

Talking about the contents of the picture, as if it was a state that no one wanted it. But the fact is, me, you and they are some living things waiting for that story.

In fact, if today you use the method to run away from death, maybe many people will follow you. Yes, in fact many people are afraid of death, but forget to collect supplies for death.

It is a picture that was immortalized when one of the mountains in the city of Pompeii and Herculaneum dripped. Mount Vesuvius takes its contents and kills thousands of people who are nearby. Surely that is not the hope of many people with services from nature.

But genius awareness is a natural thing, you are living around it, of course you are ready to enjoy its bitterness. If you have played with fire, then you must be prepared if one day your hand is touched by fire. Conversely, if you are not ready to go bankrupt, then you should sit at home to continue your business.

All cities are buried, all buildings are destroyed, and every memory is gone. Buried in a thick layer of volcanic ash material and black mud, and after that there was no more development for these memories, even some of them were no longer remembered.

Until the 18th century Pompeii and herculaneum were rediscovered and excavated. This is where archaeologists give a surprising note about the daily lives of ancient civilizations, which were preserved in sudden death.

At that time, 3-inch diameter pumice and volcanic ash rained down on the pompeii, forcing all the villagers to hurry away from their lives, he gave fears for them, even for 12 hours, he continued to pressure all residents to leave.

The whole community gathered looking safe, around 2,000 lives hiding in cellars and stone structures, hoping something came for them, at least waiting for the eruption. And in the end, those who stay there must classify their lives away.

On August 25, all the dwellings were lost, and all lives were lost, clouds of poison gas descended casually into the city, killing all that was left. The rock flowed hard to follow the sparks. Break down the roof of the house and bury many lives.

The body decomposes into skeletal remains, none of which helps to calm down, because they only leave memories for the remaining nature. The dreary details of death poses are similar to the plaster basin of the house, talking about the grim details of the vesuvius incident.

The rest of the city that freezes, as if a silence, shows an unpleasant calm, but still must be felt, because it is the will of nature. And death is the final story for every life.

Maybe the remaining objects are able to show the story of life that has ever existed, the death zone will still be available to those who are living.

sf.png



Indonesian Version
Kebencian, percintaan, pertemuan dan kasih sayang. Percayalah, semua akan berakhir ketika anda sudah kembali sirna di bawah tanah. Tidak mengenal usia, bahkan yang muda juga akan merasakan kisah takut itu. Karena bukan tentang jabatan, bukan juga tentang kehebatan, yang namanya manusia hidup tetap akan mengalami kematian.

Berbagai cara dan berbagai jawaban, cinta akan berakhir dengan ketenangan. Kadang kala dengan pembunuhan, bahkan dengan kisah pilu tentang pembantaian oleh alam. Bayangkan, bagaimana bencana datang menghisap isi bumi. Karena bukan hanya sekedar dengan peperangan, itu adalah sebagian dari banyaknya cara untuk kematian.

Berbicara tentang isi gambar, seolah itu merupakan keadaan yang tidak ada seorang pun menginginkannya. Namun faktanya, saya, anda dan mereka adalah sebagian makhluk hidup yang sedang menunggu cerita itu.

Bahkan, jika hari ini anda menggunakan cara untuk lari dari kematian, mungkin banyak manusia yang akan mengikuti anda. Iya, nyatanya banyak manusia yang takut akan kematian, namun lupa untuk mengumpulkan bekal untuk kematian.

Itu merupakan gambar yang diabadikan saat salah satu gunung di kota pompeii dan herculaneum meletes. Gunung Vesuvius mengeluarkan isinya dan membunuh ribuan orang yang berada di dekatnya. Tentunya itu bukanlah harapan banyak orang dengan layanan dari alam.

Tapi secara kesadaran jenius itu merupakan hal wajar, anda sedang hidup disekelilingnya, tentunya anda sudah siap menikmati kepahitannya. Jika anda sudah bermain dengan api, maka anda harus siap jika suatu saat tangan anda tersentuh api. Sebaliknya jika anda belum siap untuk jatuh bangkrut, maka sudah seharusnya anda duduk manis dirumah untuk tidak melanjutkan usaha anda.

Semua kota terkubur, seluruh bangunan hancur, dan setiap kenangan sirna. Tertimbun lapisan tebal material abu vulkanik dan lumpur hitam, dan setelah itu tidak pernah ada lagi pembangunan untuk kenangan ini, bahkan sebagian sudah tidak diingat lagi.

Hingga pada abad ke 18. Pompeii dan herculaneum ditemukan kembali dan digali. Disinilah para arkeolog memberikan catatan mengejutkan tentang kehidupan sehari-hari peradaban kuno, yang diawetkan dalam kematian mendadak.

Kala itu, hujan batu apung dan abu vulkanik berdiameter 3 inci menghujani pompeii, memaksakan seluruh penduduk desa bergegas pergi dari kehidupannya, dia memberikan aba-aba ketakutan bagi mereka, bahkan selama 12 jam, dia terus menekan semua penduduk untuk pergi.

Seluruh masyarakat berkumpul mencari aman, sekitar 2.000 nyawa bersembunyi di gudang bawah tanah dan struktur batu, berharap sesuatu datang untuk mereka, setidaknya menunggu letusan itu. Dan pada akhrinya, mereka yang tetap tinggal disana harus mengiklaskan nyawanya pergi.

Pada tanggal 25 agustus, seluruh tempat tinggal hilang, dan semua nyawa melayang, awan gas beracun turun santai ke kota, membunuh semua yang tersisa. Aliran batu keras mengikuti rintikan itu. Meruntuhkan atap rumah dan menguburkan banyak nyawa.

Tubuh itu membusuk menjadi sisa-sisa kerangka, tidak ada satupun yang membantun untuk tenang, karena mereka hanya meninggalkan kenangan bagi alam yang tersisa. Detail suram pose kematian mirip cekungan plaster rumah, membicarakan tentang detailnya suram kejadian vesuvius.

Sisa kota yang membeku, seolah seperti sebuah keheningan, menunjukkan ketenangan yang tidak menyenangkan, tapi tetap harus dirasakan, karena itu adalah kehendak alam. Dan kematian adalah kisah akhir untuk setiap kehidupan.

Mungkin benda yang tersisa mampu menunjukkan kisah kehidupan yang pernah ada, zona kematian akan tetap tersedia bagi mereka yang sedang bernyawa.


Posted from my blog with SteemPress : http://ijakrong.com/2018/10/07/sp104-death-due-to-nature/


**********
Special thanks to : @rok-sivante
**********

steempress witness2.gif

vote steempress witnesses here : https://steemit.com/~witnesses

sfio.png dscord.png



DISCORD KOMUNITAS STEEMIT INDONESIA

edet.png

Coin Marketplace

STEEM 0.29
TRX 0.12
JST 0.032
BTC 63330.76
ETH 3090.95
USDT 1.00
SBD 3.80