Menipu Kak Ni

in #steempress5 years ago (edited)


2019

Masa kecil adalah masa paling membahagiakan sekaligus masa paling konyol. Ada banyak sekali kekonyolan yang kita lakukan dengan perasaan bahagia, tanpa ada rasa bersalah sedikit pun.

Dulu, ketika masih kelas enam MIN sekira tahun 1993, sebagai anak kecil, saya dan teman-teman juga pernah melakukan banyak kekonyolan. Ide-ide konyol itu muncul tiba-tiba tanpa pernah terpikirkan sebelumnya.

Waktu itu, saya bersama seorang sepupu dari pihak ibu -- namanya Muji, mendatangi kios kecil milik Kak Ni. Kios itu terletak di perbatasan kampung kami, tepatnya di samping rumah kakek saya dari pihak ayah. Tujuan kami ke sana untuk membeli lotre yang dalam bahasa kami dikenal dengan sebutan preih.

Lotre itu berupa cairan kental seperti lem yang bisa ditiup menjadi balon bening yang kemudian kami lambung di udara. Di bungkusan lotre yang terbuat dari kertas itulah tertulis nomor undian yang dapat ditukar dengan hadiah yang tergantung di papan karton tempat lotre itu ditempel.

Sialnya uang kami hampir habis tidak ada satu pun hadiah yang kami dapat. Besoknya kami membeli lagi dan hasilnya sama. Kami terus saja gagal mendapat hadiah.

Suatu hari ide konyol itu muncul. Ayah dari sepupu saya, waktu itu menjabat sebagai sekdes di kampung. Di rumahnya ada mesin tik. Saya katakan pada Muji agar kertas balutan lotre itu kita bawa pulang. Sampai di rumah kita ketik angka di kertas itu pakai mesin. Muji setuju, dan kami pun pulang ke rumahnya.

Waktu kami sedang mengetik angka di kertas undian, Razikin, adik Muji, sempat melihat, tapi kami abaikan saja dan kami tidak peduli. Kami yakin Razikin tidak tahu maksud kami. Saya tidak ingat lagi angka berapa yang kami ketik, tapi yang jelas angka itu sudah kami cocokkan dengan angka hadiah mobil mainan.

Setelah itu, kami pun kembali ke kios Kak Ni. Saya membeli satu lotre dan kemudian mengeluarkan kertas undian bertulis angka. Saya serahkan kertas itu kepada Kak Ni. Beliau sempat heran, tapi kemudian menyerahkan mobil mainan itu pada kami. Lalu kami pun pulang dengan perasaan gembira.

Padahal mobil itu sebenarnya adalah hadiah tipuan untuk memikat anak-anak. Nomor yang dicantumkan di mainan itu juga asal-asalan, makanya Kak Ni sempat heran kenapa kami punya nomor undian itu.

Sampai di rumah kami pun bermain dengan mobil itu. Tanpa sepengetahuan kami, Razikin pergi ke kios Kak Ni. Dia membocorkan rahasia bahwa undian itu kami ketik di rumah. Sambil merepet Kak Ni pun mendatangi rumah saya dan meminta kembali mobil itu.

Tidak ada pilihan lain, saya pun mengembalikan mobil itu. Waktu itu ayah saya marah besar, padahal saya punya banyak mobil mainan di rumah. Sejak saat itu saya dilarang membeli lotre. Dan, sampai saya dewasa Kak Ni tersenyum melihat saya dan Muji.

Demikianlah sebagian kekonyolan di masa kecil. Kak Ni sudah meninggal setahun lalu. Allahmummagfirlaha.



Posted from my blog with SteemPress : http://khairilmiswar.com/my-story-20-menipu-kak-ni/
Sort:  

Tiba-tiba Razikin datang, dan membatalkan pesta main mobil-mobilan 😂 Tapi long salut that ngen ide kreatif mengetik angka, untuk mendapatkan hadiah. Memang sigege payah ta tipu cit tukang jual lotre, tergntung kiban di lakee le keadaan 😁

Congratulations @tinmiswary! You have completed the following achievement on the Steem blockchain and have been rewarded with new badge(s) :

You distributed more than 6000 upvotes. Your next target is to reach 7000 upvotes.

You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

To support your work, I also upvoted your post!

Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 64222.08
ETH 3135.29
USDT 1.00
SBD 3.99