Dia Akan Pergi Selamanya Part (1)
Angin berhembus dikala senja menusuk hati terasa nyeri. Seakan dekapan kedua tangan ditubuhnya tak sanggup dilepaskan.
Habiba duduk memaku di bawah dedaunan pohon bambu yang letaknya tak jauh dari sungai Pesantren.
Irama alunan bambu tertiup angin terdengar merdu, di iringi suara air mengalir melewati sela sela batu menemani lamunan sepinya.
Kala itu, pikiran Habiba teringat sama sosok Umayya (teman baiknya).
"Mungkin sekarang ia sedang bersenang senang di kampung halaman" gumam Habiba.
Seiring berkata"Ya Allah peluklah hati ini agar selalu bersabar dengan ujian-Mu"
Tiba tiba ....
Terdengar seseorang memanggilnya
"Habiba... Habiba..."
Dia menoleh kearah asal suara itu, sembari air mata mengalir membasahi kedua pipi nya.
Ternyata yang memanggil adalah Umayya
"Apa mungkin aku harus menceritakan semua ini pada Umayya? tapi aku takut ya Allah dia tak akan berteman lagi denganku,aku harus menyimpan sakit ini, aku harus ikhlas demi persahabatan kami" suara hati Habiba.
Derai air mata bersenandung diantara kedua pipinya,diusap perlahan menggunakan sapu tangan yg telah lama ia genggam.
Tiba tiba dada Habiba terasa sesak, kemudian terlihat dari hidungnya mengalir sesuatu, seperti tinta merah.
"Astaghfirullahalazim" Ucap nya .
Mencoba menyembunyikan itu menggunakan sapu tangan.
Dengan hati bimbang, Habiba berlari menuju kamar kecil.
Umayya yang sedang berjalan, mulai berlari mengikutinya.
Bersambung.....
Nantikan sambungannya besok pagi, follow kami di @boy801
Bereh, penasaran bagian selanjutnya😎
Besok pagi insyaAllah 😀