Jalan Berliku Jendral Van Heutsz Menjadi Gubernur Belanda di Aceh

Kolonel Van Heutsz dipromosikan Snouck Hurgronje untuk menduduki jabatan Gubernur Sipil dan Militer Belanda di Aceh, tapi semua perwira menyangsikannya. Belanda sudah terlalu lelah berperang di Aceh, Van Heutz datang untuk menyelesaikannya.

Pada masa CPJ van Vliet bertugas di Aceh, ia diangkat sebagai Gubernur Sipil dan Militer Belanda di Aceh tanggal 8 November 1896 dan pensiun pada tahun 1900. Snouck Hurgronje sering dimintai pendapatnya oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda di Batavia tentang satu tugas khusus mengenai Aceh.

Jendral Van Heutsz Sumber

Snouck Hurgronje menyanggupi tugas tersebut, untuk mengakhiri persoalan Belanda di Aceh. Ia menyarankan nama Letnan Kolonel Van Heutsz sebagai perwira yang cocok untuk mengatasi masalah di Aceh, yang akan memanfaatkan kekuatan pasukan Belanda untuk penaklukan Aceh. Namun, nasehat Snouck Hurgronje itu tidak diterima, dan dianggap hanya sebagai pemborosan tenaga, karena Belanda sudah terlalu lelah berperang di Aceh.

Usulan Snouck Hurgronje itu juga ditentang oleh hampir semua perwira menengah, yang ketika itu berkedudukan tinggi di Aceh, mereka memberikan penilaian yang buruk terhadap Van Heutsz dengan segala kekurangannya.

Namun menjelang akhir jabatan Jendral Van Vliet sebagai Gubernur Sipil dan Militer Belanda di Aceh, Snouck Hurgronje berhasil mengurangi ketidakpercayaan banyak pejabat terhadap sosok Van Heutsz. Ia malah berhasil mempertemukan Kolonel Van Heutsz dengan Gubernur Jendral Hindia Belanda. Saat itu Van Heutsz menjabat sebagai kepala staf umum.

Snouck Hurgronje meyakinkan Gubernur Jendral Hidia Belanda bahwa Kolonel Van Heutsz sebagai perwira yang cocok untuk Gubernur Aceh karena cepat bertindak, mampu memanfaatkan sarana yang tersedia, serta tahan terhadap berbagai situasi sulit di Aceh.

Pejabat kolonial Belanda mengawasi pekerja paksa memperbaiki jembatan rel kereta api yang dirusak oleh pejuang Aceh Sumber

Tahun 1898, ketika Kolonel Van Heutsz semakin dekat dengan jabatan Gubernur Aceh atas restu Gubernur Jendral Hindia Belanda di Betawi, Snouck Hurgronje menilai banyak perwira lain yang kemudian iri. Ia juga tidak canggung memuji-muji Van Heutsz dalam salah satu bagian surat panjangnya kepada Gubernur Jendral Hindia Belanda, seperti kutipan di bawah ini.

”Beliau (Van Heutsz) telah meresapi sampai ke tulang sumsumnya keharusan untuk menyelesaikan urusan Aceh, dan bersama saya sejak bertahun-tahun kesal hatinya terhadap kebrengsekan di Aceh di bawah pimpinan orang-orang yang secara salah menikmati kepercayaan Pemerintah Pusat.”

Upaya Snouck Hurgronje mempromosikan Van Heutsz tersebut, tak lepas dari kepentingan terhadap kegiatan-kegiatan Snouck Hurgronje sendiri dengan Aceh. Ia tidak ingin pengalaman “naas” dengan Gubernur Aceh sebelumnya, terutaman dengan Deykerhoff yang membuyarkan segala upaya yang telah dirancang Snouck Hurgronje dengan Gubernur Pompe di Aceh.

Snouck Hurgronje, penasehat Jendral Van Heutsz Sumber

Snouck Hurgronje secara gamblang mengakui Kepada Gubernur Jendral Hindia Belanda di Betawi bahwa Van Heutsz sangat menghargai pendapat-pendapat dan bantuannya terkait masalah Belanda di Aceh. Dalam banyak pembicaraan keduanya (Van Heutsz dan Snouck) di Betawi, sering timbul harapan-harapan yang optimis secara berlebihan, meski kemudian berakhir dengan kekecewaan.

Akhirnya pada tahun 1898, Van Heutsz diangkat menjadi Gubernur Sipil dan Militer Belanda di Aceh. Jabatan itu diembannya hingga enam tahun. Namun pada tahun kedua dalam jabatannya itu (1890) ia mengalami cedera dalam perang dengan kelompok pejuang Aceh di Cadek, Aceh Besar, bahu dan kaki kirinya luka parah.

Selanjutnya Van Heutsz bersama Snouck Hurgronje selaku penasehatnya, melakukan politik kekerasan di Aceh. Karena dianggap berhasil di Aceh, Van Heutsz kemudian diangkat menjadi Gubernur Jendral Hindia Belanda (1904-1909).