Kisah 20 Perwira Angkatan Laut Republik Indonesia 'Eksodus' ke Aceh Setelah Pusat Pemerintahan Dikuasai Belanda

in #story5 years ago

Setelah Yogjakarta, ibu kota dan pusat pemerintahan Indonesia dikuasi Belanda, sebagian perwira Tentara Nasional Indonesia (TNI) pindah ke Aceh. Perjuangan melawan agresi Belanda dilanjutkan dari Aceh.

Peristiwa itu terjadi pada 1 Desember 1948, hari itu Kepala Staf Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) Kolonel Subiyakto bersama 20 orang perwira (ALRI) meninggalkan Jawa menuju Aceh. Mereka menuju Aceh dengan menggunakan pesawat Dakota Seukawah RI 001 sumbangan rakyat Aceh untuk Republik Indonesia.

Soekarno Devile.jpg
Presiden Soekarno menyaksikan devile pasukan bersenjata di Blang Padang, Banda Aceh, 16 Juni 1948 Sumber

Sampai di Aceh para perwira ALRI membentuk Angkatan Laut Republik Indonesia Daerah Aceh (ALRI-DA). Dipilihnya Aceh sebagai tempat memperkuat ALRI karena sejak awal kemerdekaan, yakni pada akhir 1945 Residen Aceh sudah membentuk Angkatan Laut Daerah Aceh (ALDA) yang berhasil melawan angkatan laut Belanda, sehingga Belanda tidak pernah bisa masuk ke Aceh.

Kepala Staf ALRI Kolonel Subiyakto sendiri yang bertindak sebagai Komandan ALRI-Daerah Aceh, sementara sebagai wakilnya diangkat Mayor Eddy Martadinata. Enam bulan kemudian setelah berhasil memperkuat angkatan laut di Aceh, pada Juli 1949 Mayor Eddy Martadinata diberi kepercayaan penuh untuk memimpin ALRI-Daerah Aceh.

Pejuang kemerdekaan di Aceh, Teuku Alibasjah Talsya dalam buku Modal Perjuangan Kemerdekaan halaman 442 menjelaskan, penyerahan jabatan Komandan ALRI-Daerah Aceh itu dilakukan erat kaitannya dengan perkembangan situasi perjuangan di Pulau Jawa. Pada 7 Mei 1949 antara Pemerintah Republik Indonesia dan Belanda telah mencapai kesepakatan penghentian tembak menembak melalui persetujuan Roem-Royen.

Perwira TNI Aceh.jpg
Para perwira TNI generasi pertama di Aceh Sumber

Dengan tercapainya kesepakatan tersebut Kolonel Subiyakto kembali ke Jawa untuk meneruskan kepemimpinannya sebagai Kepala Staf Angkatan Laut Republik Indonesia yang ditinggalkannya selama setengah tahun hijrah ke Aceh.

Selanjutnya kekuatan angkatan laut di Aceh selalu menjadi batu sandungan bagi Belanda yang ingin melancarkan agresinya. Keberhasilan ALRI Daerah Aceh melawan Belanda di laut, karena memiliki senjata modern dan meriam penangkis serangan laut, darat, dan udara.

Senjata-senjata modern angkatan laut Aceh, dan pasukan dari berbagai kesatuan di Aceh, merupakan senjata-senjata rampasan dari Jepang saat Residen Aceh melucuti kekuasaan Jepang pada akhir tahun 1945. Keberhasilan pertahanan di Aceh juga ditopang oleh keberadaan pabrik senjata di Lhoknga, Aceh Besar, yang memiliki montir-montir yang lihai dalam perbaikan berbagai senjata.

Angkatan Laut Aceh kemudian juga membuka Training Station sebagai pusat pendidikan untuk melatih dan mendidik kader-kader marinir. Para pemuda Aceh lulusan Training Station ini awalnya ditempatkan sebagai penjaga keamanan pantai, namun banyak juga diantara mereka yang kemudian ditugaskan di kapal-kapal penyelundup, untuk menyelundupkan senjata dari luar negeri ke Aceh.

jhon lie.jpg
Mayor John Lie alias Yahya Daniel bersama Angkatan Laut Daerah Aceh menyeludupkan senjata dari Malaysia ke Aceh Sumber

Setelah sekitar setahun bertugas sebagai Komandan ALRI Daerah Aceh, Mayor Eddy Martadinata dipanggil lagi ke Jawa oleh Kepala Staf ALRI. Karena keberhasilannya membentuk Training Station di Aceh, ia kemudian diserahi lagi jabatan sebagai Kepala Jawatan Pendidikan ALRI. Jabatan yang ditingalkannya saat pindah ke Aceh karena Yogjakarta sudah dikuasai Belanda.

Sampai tercapainya perudingan dan pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh Belanda, Aceh merupakan satu-satunya daerah yang tidak bisa dimasuki Belanda. Gerakan perjuangan untuk melawan Belanda digerakkan dari Aceh, termasuk dalam perang pembebasan Sumatera Timur. Pasukan-pasuka dari Aceh berhasil mengusir Belanda dalam perang Front Medan Area.

Aceh memiliki berbagai kesatuan angkatan perang. Dan dari Aceh pula berbagai senjata dan perbekalan perang diseludupkan dari luar negeri. Angkatan laut Aceh bekerja sama dengan armada penyelundup yang dipimpin oleh Mayor John Lie alias Yahya Daniel yang oleh Belanda digelar sebagai raja penyelundup Asia.

Sort:  

Tulisannya tentang sejarah emg luar biasa adun. Bereh that

Posted using Partiko Android

Thanks adoe @asrul.aziz sudah singgah di postingan saya. Salam.

Congratulations @isnorman! You have completed the following achievement on the Steem blockchain and have been rewarded with new badge(s) :

You made more than 1500 comments. Your next target is to reach 2000 comments.

Click here to view your Board
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

To support your work, I also upvoted your post!

Do not miss the last post from @steemitboard:

SteemWhales has officially moved to SteemitBoard Ranking
SteemitBoard - Witness Update

Support SteemitBoard's project! Vote for its witness and get one more award!

Thank you so much @steemitboard for this reward

na cit rupajih atra nyan...

Dumpeu na bak tanyoe Aceh, taloe di Jawa jiplueng meugerombolan u Aceh dijak meulindong. he he he

Coin Marketplace

STEEM 0.31
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 64485.37
ETH 3156.53
USDT 1.00
SBD 4.05