Eskimo Folktales #32 - The Inland-Dwellers of Etah | Suku Pedalaman dari Etah

in #writing5 years ago

Suatu hari ada sebuah kereta luncur yang melancar ke timur Etah, menuju ke tengah daratan dekat danau besar. Tiba-tiba anjing-anjing penyeret kereta itu membaui sesuatu dan berlari terburu-buru ke sebuah padang datar.


Source: Pixabay

Kaum Suku Pedalaman dari Etah


Suatu hari ada sebuah kereta luncur yang melancar ke timur Etah, menuju ke tengah daratan dekat danau besar. Tiba-tiba anjing-anjing penyeret kereta itu membaui sesuatu dan berlari terburu-buru ke sebuah padang datar. Mereka kemudian mengeceknya dengan membaui tanahnya. Sekarang jelas bahwa mereka sedang berada di pintu masuk perkampungan suku pedalaman.

Kaum suku pedalaman berteriak kencang karena takut saat melihat anjing-anjing itu. Mereka mendorong keluar seorang nenek-nenek tapi mereka sendiri buru-buru menyembunyikan diri. Nenek-nenek itu mati ketakutan ketika melihat anjing-anjing itu. Suku pedalaman adalah mahluk setengah manusia setengah anjing tapi takut pada anjing.

Lelaki penunggang kereta luncur kemudian masuk ke rumah itu. Dia merasa sedih karena membuat perempuan tua itu meninggal.

"Ini menyedihkan," katanya, "karena aku menyebabkan kaliah kehilangan nenek tua itu."

"Tak apa-apa," jawab penduduk pedalaman, "kulitnya sudah keriput. Tidak ada masalah sama sekali."

Maka, penunggang kereta luncur itu lalu pulang. Tapi, kaum suku pedalaman ini begitu ketakutan sehingga mereka kemudian kabur ke pedalaman.

Sejak itu mereka tak pernah terlihat lagi. Sisa-sisa perkampungan mereka masih dapat ditemukan. Bila orang menggali untuk mencari sesuatu di bekas perkampungan itu, mereka tak akan menemukan apa-apa kecuali sepotong gigi hiu.

Suku pedalaman tidaklah sangat berbahaya. Mereka cuma pemalu dan sangat takut pada anjing. Ada seorang perempuan dari penduduk pantai, Suagaq, yang menikahi seorang penduduk pedalaman. Ketika suaminya mengunjungi saudara perempuan itu, darah muncrat dari matanya saat melihat anjing-anjing mereka.

Suku pedalaman terlatih sebagai pelari cepat hingga dapat menangkap rubah. Ketika seorang anggota suku hendak dijadikan pelari cepat, dia dimasukkan ke dalam kulit anjing laut yang diisi cacing hingga tinggal kepalanya yang bebas. Akibatnya, cacing-cacing itu menghisap semua darahnya. Hal inilah, kata mereka, yang membuat dia menjadi sangat ringan untuk berlari.

Masih ada beberapa penduduk suku pedalaman yang tersisa, tapi mereka kini sudah pergi hingga jauh ke tengah pedalaman.



Cerita ini diterjemahkan dari "The Inland-Dwellers of Etah " di Eskimo Folk-Tales yang disunting oleh Knud Rasmussen (Gyldendal : 1921) dengan sejumlah modifikasi. Versi asli dalam bahasa Inggris dapat dibaca di Project Gutenberg.

This is my Eskimo Stories Project. I translate Eskimo Folk-Tales (Gyldendal : 1921) into Bahasa Indonesia to introduce Eskimo art and culture to Indonesian and Malay-spoken language readers. There will be more than 50 stories I will publish. If I have enough money, I plan to print them in a book format. You can support me by upvote and resteem this post. I receive any donation for this project. Read all stories in tag #eskimofolktales.


#blogiwankwriting #ksijakarta #jakarta #indonesia #steemitbudaya #steem #steemit #budaya #life #culture #writing #story #literature #literary #book #eskimo #inuit #alaska #polar


Other Stories


I hope you like my work. Please upvote and resteem this post and follow @blogiwank if you support me.

Sort:  

Congratulations @blogiwank! You have completed the following achievement on the Steem blockchain and have been rewarded with new badge(s) :

You published a post every day of the week

Click here to view your Board
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

To support your work, I also upvoted your post!

Support SteemitBoard's project! Vote for its witness and get one more award!

Coin Marketplace

STEEM 0.31
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 64341.19
ETH 3145.13
USDT 1.00
SBD 4.00