Hanya Orang Buta Aksara Tak Mampu Menulis!

in #writing6 years ago (edited)
Mau tulis apa ya? namun usai materi menjadi bahan artikel lengkap terkumpul, kembali mendengar lagi “Mau memulai dari angle (sudut pandang) mana ya?” keadaan sukar menentukan awal penulisan sering terdengar dari penulis muda. Tentu termaksud saya sendiri juga ‘kesulitan’ hehehe…

Mungkin kita tidak perlu harus terlalu berpikir ‘rumit dan menyusahkan’ saja, supaya tidak membawa beban yang bikin pusing tegang urat saraf di otak. Mari mengintip sedikit rumus sederhana Jurnalistik dalam memulai rutinitas berliterasinya, mereka hanya perlu mempedomani 5W dan 1H atau (lima W + satu H) dengan rincian; what (apa), who (siapa), when (waktu), where (tempat), why (mengapa), serta how (bagaimana).

Kebiasaan melihat beberapa teman jurnalis, seperti @dicky maupun @agusnovic mereka lebih cenderung memulai rangkaian penulisan berita dari kata apa (what) atau maupun kata siapa (who). Sebagai contoh memulai dari Apa; “Harga Steem Backed Dolar (SBD) turun, steemians malas lahirkan konten menarik” dan bisa juga “Harga SBD merangkak naik, steemians antusias melahirkan postingan.”

Sedangkan jika memulai dari ‘Siapa,’ bisa: “@denysatika semakin malas memposting konten di Steemit, seiring harga SBD turun” atau bisa juga “@denysatika tambah rajin memposting artikel di Steemit, motivasi harga SBD merangkak naik.” Demikianlah, pandangan mudah awal merangkai tulisan versi Jurnalis dengan mempedomani rumus 5W+1H nya.

Sebelumnya, “Maaf ini, bukan maksud menggurui atau sok pandai, tapi murni dari lubuk hati yang paling dalam, ini hanya sebatas membagikan perspektif semata,” biar saling sharing (berbagi) pandangan sesama steemians melalui jejaring platform Steemit.

Pandangan saya, jangan lah menyulitkan diri sendiri dalam mencari angle memulai sebuah penulisan, kebiasaanya, penulis muda sering muncul rasa was-was adanya anggapan ‘tidak menarik’ bagi orang lain ketika membaca tulisannya. Berkutat dengan ‘kecemasan’ itu, malah membikin urat saraf di otak kita menjadi tegang dan rangkaian tulisan esai (karangan) tak kunjung dimulai-mulai.

Sederhananya, kita dapat mendahului keadaan sedikit rilek dan mulai menarik rangkaian kata demi kata secara nyaman untuk menjadi ejaan pertama kalimat artikel. Meskipun kata yang dipakai sangat sederhana dan bukan istilah populer, tidak menjadi persoalan, sebab disitulah letak rasa kenyaman seseorang untuk memulai sebuah tulisan.

Penyebab rumit lainnya, terlalu banyak materi tulisan yang terkumpul menjadi bahan artikel, juga dapat membuat penulis bakalan kesulitan menentukan angle menarik mengawali sebuah penulisan. Sering keadaan ini menjebak kita, karena hampir setiap substansi memiliki daya tarik tersendiri untuk memikat hati pembaca.

Padahal, isi yang dinilai menarik dari setiap substansi tadi, tetap akan menjadi bagian dari konten karangan. Jadi tetap tidak ada momen keindahan kata yang akan terbuang, karena keseluruhan baitnya tetap akan tersusun menjadi bagian rangkaian kalimat mengalir sesuai permintaan ejaan kata.

Sejatinya, menulis itu terasa mudah, jika bahan lengkap dan materi telah dikuasai. Namun sebaliknya akan menyusahkan penulis menyelesaikan artikel, jika bahan yang dikumpulkan masih kurang. Jikapun tetap dipaksakan untuk menyelesaikan karya dengan kekurangan bahan demikian, malah dapat mengundang protes pembaca saat masih ada data atau paparan yang kurang lengkap. Contohnya saya sendiri, karena sering buru-buru ada juga kurang lengkap data pendukung, sampai mendapat sindiran dari @icuz dan @cicisaja hehee..biasa itu, saya tidak boleh marah, karena ada rasa keinginan tahuan dari pembaca yang belum terlengkapi. Namanya manusia, tetap ada kesilapan, apalagi hanya kerja sendiri dengan waktu terbatas.

Berliterasi dapat dilakukan oleh siapapun, asalkan materi menjadi bahan tulisan telah lengkap dan dipahami. Jadi teman steemians yang selama ini kurang percaya diri dalam menulis, harus mencoba menulis hal sederhana dan ringan dari lingkungan masing-masing, sehingga memudahkan mengulang observasi (pantauan) lanjutan jika bahan artikel masih kurang lengkap terkumpul.

Saya sependapat dengan judul artikel saudara @tinmiswary tentang “kesetaraan atau egalitarianisme” di Steemit, sehingga saya menyimpulkan seluruh rekan saya di media ini, pasti mampu menulis dan membaca. Itu kunci menjadi seorang penulis, karena hanya orang buta aksara saja yang tidak mampu menulis. Jadi jangan ada lagi minder kurang percaya diri dengan penulis lain yang dilihat berbakat. Kuncinya; kuasai materi, menulis dengan mengalir, dan tetap menjaga tanda baca. Selasai!

Saya sendiri, dengan pemahaman sederhana tentang literasi ini, senantiasa terus menulis setiap waktu luang, apalagi salah seorang penulis populer setingkat @acehpungo di laman komentar saya, telah memberi petuah; “Teruslah menulis dan menulis. Insya Allah semua tulisan akan pungo pada waktunya, sekalipun penulis tak harus pungo.”

Ini media sosial, tempat orang berinteraktif dengan sejuta keterampilan. Mohon semua teman tetap menulis! Jikapun ada orang yang merasa ‘sok hebat’ dengan sindiran keangkuhannya, jangan digubris, karena bagi si ‘penulis hebat’ sekalipun meniti karir dari tertatih-tatih menyusun kalimat saat memulai tulisannya. Semangat dan Wassalam.

image
(Foto--- @agusnovic)
image
JANGAN LUPA BAHAGIA YA!

Sort:  

Kita tidak pernah tahu kemampuan kita kalau kita tidak pernah mencoba menulis. Tidak ada bayi lahir langsung berlari. Semua butuh proses, sama hal nya dengan menulis. Semua butuh proses.

Iya benar. Sangat sepakat 👍
Jika tidak dicoba siapa yg tau.
Tidak ada org besar tanpa merangkak terlebih dahulu 🙏😄

Angle bang @denysatika gak ada yang salah sikitpun. Sempurna. Kagum. Moga bisa ketemu. Nyuri ilmu deh. 😂

Hahahaha... biasa aja...
Semua kita belajar...
Sampai sekarang Abg masuk susah cari angle 😄😄👍👏👏

Buktinya tulisan ini bang. Bisa saja abang ngaitkan2kan kepenulisan sang jurnalis handal Barsela bang @dicky dan bang @agusnovic. 😊

Kalian juga bisa... semua kita bisa 👍👍👏👏

betul sekali bang, yang mash melotot tidak menulis berarti dia buta. 😂 menulis ini kan banyak. balas chat WA pacarkan menulis juga, hahaahah

Iya... semua menulis interaktif di steemit.
Jadi masih gak yakin dgn kemampuan menulis nya juga😄👍👍

Mantap, terus menulis tanpa henti

Iya... makasih atas support nya👍👍🙏

mantap x kbersamaan & kekeluargaan dlm anggota steemit salam dari @arulpnonna123

Salam kenal bro...
Terimakasih sudah berkunjung...
Semenjak saya gabung steemit kok jadinya lebih baik. Baru tau kalo steemit bisa bikin org berpikir positif 😄

haa. mantap sekali bro..ulasan a sangat mengena.

Tidak ada maksud menyindir, tapi lebih membakar Steemians utk percaya diri menulis pada setiap interaksi....
Semangat dan sukses selalu bro Wawan👍😄

Menurut perkiraan mas, sbd bisa naik sampai berapa mas hehe

Bisa jadi turun, bisa jadi naik mas...
Peluang naik tetap ada mas... sangat fluktuatif dan terus.berobah-robah.
Kalo mau tukar sbd tunggu naik aja mas😄

Amin semoga bisa naik tinggi ya mas

Sbd mas @icuz lumayan itu, ikutan sumbang dikit utk pembangunan sekolah kawasan tertinggal mas...kasihan😭
Kalo berkenan, kirim ke walet levycore aja mas

Insya allah mas

Alhamdulillah... semoga rezeki mas terus bertambah ya 😄👍👍

Amin mas makasih, semoga mas juga

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by denysatika from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 64344.02
ETH 3142.36
USDT 1.00
SBD 4.01