Jangan Memaki Anak # Don't Scold Children

in #writing6 years ago

IMG_20180809_160704.jpg
source

Hai Steemians

Dalam menjalani kehidupan dilingkungan kita sehari-hari, mungkin kita pernah menyaksikan ada orang tua yang hilang kesabarannya dan bertindak kasar serta mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas dalam memarahi anaknya. Bahkan kita mungkin pernah menyaksikan sebuah pemandangan dimana orang tua menghampiri sang anak yang sedang bermain dengan teman-temannya, entah karena hal apa langsung saja orang tuanya menarik marah dan mengeluarkan kata-kata makian di depan teman si anak dan orang lain yang ada disekitarnya.

In living life in our everyday environment, maybe we have witnessed a parent who lost his patience and acted harshly and issued inappropriate words to scold his child. In fact, we may have witnessed a scene where parents approached the child who was playing with his friends, either because of what the parents immediately pulled out of anger and issued words of abuse in front of the friend of the child and other people around him.

IMG_20180809_161743.jpg
source

Bagi kita orang tua yang memiliki buah hati sebenarnya perlu tahu, bahwa tindakan yang seperti itu justru akan menjadi bumerang buat kita dikemudian hari. Sikap kasar dan pongah kita terhadap anak secara berulang-ulang, sangat berpotensi untuk membentuk manset kelam bagi si anak. Sebuah keyakinan dan mainset bahwa jalur kekerasan dan kasar adalah model terbaik dalam memperlakukan orang lain. Kata makian yang kita ucapkan secara berulang pada sang juga akan terekam di dalam otak si anak, dari rekaman di dalam otak si anak tersebut, pada akhirnya membentuk sebuah keyakinan bahwa ia memang seperti anak yang pernah kita makikan kepadanya. Kata makian seperti, anak bodoh, anak nakal, pemalas dan ungkapan-ungkapan kebun binatang yang terkadang menyertainya, akan berpotensi menjadi sebuah kenyataan dalam kehidupannya kelak. Selain itu juga masih banyak dampak buruk yang akan ditimbulkan, apakah itu dari sudut pandang agama maupun dari sudut psikologi itu sendiri.

For us parents who have the heart actually need to know, that such actions will actually backfire for us in the future. Our rude and arrogant attitude towards children repeatedly has the potential to form a dark cuff for the child. A belief and mainset that violent and abusive paths are the best model for treating others. The words of cursing that we say repeatedly to the person will also be recorded in the brain of the child, from the recording in the child's brain, eventually forming a belief that he is indeed like the child we have ever told him. Cursing words like, stupid children, bad boys, lazy and zoo phrases that sometimes accompany it, will potentially be a reality in his life later. In addition, there are still many adverse effects that will be caused, whether from the standpoint of religion or from the point of view of psychology itself.

IMG_20180809_172229.jpg
source

Begitulah siklus dalam kehidupan, siklus yang salah terkadang kita anggap sebagai hal yang wajar. Jika sudah kejadian pada anak kita seperti yang pernah kita makikan, barulah kita menjadi sadar. Dari itu marilah kita mengintropeksi diri, dan ini juga sekaligus buat pribadi saya sendiri sebagai orang tua agar lebih dapat mengendalikan diri dalam mendidik atau membina anak. Tegas itu penting, tetapi jangan mencampurkan penghinaan didalamnya. Kita harus ingat bahwa ucapan itu merupakan sebuah do'a, dan orang tua mana sih yang mau mendoakan keburukan untuk buah hatinya. Anak-anak kita adalah penerus keluarga, bangsa dan umat, untuk itu mari kita lakukan hal yang terbaik dengan hikmah tanpa sebuah penghinaan. Jika ini telah kita laksanakan, semoga kedepannya buah hati kita menjadi anak yang berguna bagi sekalian alam.

That's the cycle in life, the wrong cycle sometimes we think of as natural. If it has happened to our children as we have said, then we become aware. From that, let us introspect ourselves, and this also at the same time makes my own person as a parent so that I can better control myself in educating or nurturing a child. It is decisively important, but don't mix insults in it. We must remember that speech is a prayer, and which parents want to pray for evil for their children. Our children are the successors of family, nation and people, so let's do the best with wisdom without an insult. If we have carried out this, hopefully in the future our baby will be a child that is useful to all nature.

Demikian tulisan singkat ini, semoga bermanfaat terutama bagi saya pribadi dan bagi kita semua. Terima kasih telah membaca dan salam bahagia dari dataran tinggi.

Thus this short article, hopefully useful especially for me personally and for all of us. Thank you for reading and happy greetings from the highlands.

DQmT8TEDyGSqCcP5ybmoGrU1kMP35FaacEG44vHFse32AiH_1680x8400.jpg
IMG_20180410_210248.jpg

@edibersah

Sort:  

Setujuuu.. Dont do like that... !!!!

Terima kasih, I hope we don't all do it.

Makian muncul disebabkan ketidakmampuan orang tua dalam mengontrol emosi sehingga fungsi nurani (akal dan hati) tidak lagi sejalan, karena pada dasarnya tidak ada orang tua yang ingin memaki anak. Dan jelas sekali bahwa anak adalah perekam dan peniru terbaik dari orang-orang terdekatnya. Saya setuju dengan anak tak boleh dimaki, apalagi fakta bahwa makna orang tua sekarang menjadi bias, karena anak banyak juga menjadikan televisi dan gadget sebagai orang tua karena peran ortu secara langsung tidak mereka dapatkan.
#fiverad

Posted using Partiko Android

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.034
BTC 63900.40
ETH 3140.82
USDT 1.00
SBD 3.98