You are viewing a single comment's thread from:
RE: Kritis Yang Elegan : Bagaimana?
Assalamualaikum
Terima kasih atas keramahan izin komen dari saudara @aneukpineung78
Komen serius :
1. Saya dapat ilmu baru dari tulisan ini.
2. Semua yang terjadi pasti ada hikmahnya
3. Saling mengingatkan, rendah hati dan sabar
Komen humor :
1. Tulisan ini mirip proposal kalo saja ada daftar isi ,rincian biaya ,dan penutup( mungkin karena saya kurang baca dan kurang ilmu )
2. Semoga proposal komen saya diterima menjadi tulisan @aneukpineung78 pada edisi selanjutnya ( ngarep ...wkwkkw...)
Demikianlah proposal komen ini dibuat, dengan waktu lebih lama dari semua komen yang pernah di buat @pupu93
Terima kasih, Salam Silaturrahmi
Salam, @pupu93.
Terimakasih cara mengkomennya uniq. Ucapan terimakasih atas ijin komen pasti meerujuk ke bagian penurtup artikel tersebut,
Itu bukan tanpa alasan. Itu terkait tulisan saya sebelumnya yang mengulas tentang komen yang baik dan buruk, yang mungkin saja dipahami rancu jika tidak dibaca dengan teliti. Di sana orang yang tidak teliti membaca atau malah tidak benar-benar membacanya bisa berkesimpulan bahwa saya anti komentar panjang. Padahal justru sebaliknya, ukuran bukan masalah bagi saya, yang pentingg itu isinya.
Tanggapan untuk komen yang serius:
Tanggapan untuk komentar humor:
Terimakasih telah meluangkan waktu singgah dan mengomentari. Saya minta maaf saat ini tidak bisa mensupport teman-teman yang mengomentari artikel saya karena stamina voting saya yang sudah amat rendah karena belakangan ini saya memang lumayan bergairah dalam mengupvote.
☺☺
Kembali kasih sobat telah membalas dengan sepenuh hati, karena saya kebiasaan nangis kalo komen saya tidak di balas ( ahahaha )!
baidewe ..bener ya @pupu93 masuk trending topik @aneukpineung78 edisi yang akan datang :D
Haha. Iya tuh. Sedih sih kalo komentsr kita tidak dibalas. Perasaan jadi kaya apa ya, sejenis sesuatu yang ngga ada harganya, padahal kita sudah mikir habis-habisan berusaha menghadirksn komentar terbagus yang kita mampu, tetapi ternyata kita masih berada di luar lingkaran selera sang empunya artikel. Ya sudah, terima nasib saja, lah. 😊 Atau husnujon saja: si empunya artikel tidak melihat komentar kita karena kesibukan atau alasan-alasan lain semisal "ngga level". 😀
Hal sama berlaku pada saya jika setelah susah-susah menulis artikel yang mengandung hampir 1.500 kata ini, dan saya persembahkan kepada bang @muktaridha, eh, ternyata artikel saya ini malah diabaikan oleh beliau. Itu kejam sekali, ya ngga? 😢😭
Haha. Yang terakhir itu saya tidak janji. Kecuali @pupu93 melakukan sesuatu yang menggugah selera saya. 😂😂
Terimakasih ya, dan selamat menyambut malam.