Ziarah Aceh kak Zarah - Part 2 [Jelajah Silampung]

in #travel5 years ago

image

"Kringgg.....!!!"
"Kringgg.....!!!"
"Kringgg.....!!!"

Suara alarm handphone saya berbunyi kencang. Saya sontak bangun. Alarm pagi ini sengaja saya setel dengan suara keras. Saya takut bangun kesiangan, karena tadi malam kami tidur sudah menjelang pagi. Malam tadi setibanya di rumah, kami kembali ngobrol dan agak lupa waktu.

Saya dan istri langsung bangun. Kak Zarah pun sudah di bangunkan. Setelah shalat, saya langsung bersiap untuk bertugas berjumpa beberapa klien, sedangkan istri saya berkutik di dapur. Ia memasak masakan spesial buat tamu kami ini.

Hari ini hari kedua kak Zarah datang ke Aceh. Ia tiba kemarin sore. Karena kawan-kawannya batal ke Aceh, jadilah kak Zarah datang seorang diri. Ini adalah perjalanan pertama kak Zarah traveling sorang diri. Tujuannya sederhana saja, di masa cuti yang singkat ia ingin melihat Aceh dengan masjid raya Baiturahman yang megah.

image

Cerita saya sebelumnya bisa di baca pada tautan ini :

👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇

Ziarah Aceh kak Zarah - Part 1

Sesuai pembicaraan kami, perjalanan kak Zarah hari ini cukup padat. Bisa di bilang hari inilah inti perjalanan Ziarah kak Zarah ke Aceh. Karena esok paginya kak Zarah kembali ke Malaysia. Singkat memang, tetapi kita berusaha untuk memaksimalkan perjalanan kak Zarah. Kemana aja sih mereka? Yuk ikuti ulasan saya :)

Kapal di atas Rumah Lampulo

"Air laut naik... Air laut naik.....!!!". Begitulah teriakan warga yang di dengar oleh wak Kolak. Ibu Bundiah atau yang populer dengan panggilan wak Kolak hanya bisa pasrah. Ia yang sehari-harinya berjualan sarapan dan kolak hanya bisa berdo'a pasrah, yang ada di fikirannya jika hari ini adalah takdirnya, maka wafatkanlah ia dalam menyebut nama Allah. Air pasang yang menjulang tinggi di hadapannya memporak-porandakan kampung Lampulo. Tetapi pertolongan Allah datang, sebuah kapal kayu pencari ikan datang seolah menjadi kapal penolong. Wak kolak pun selamat bersama 55 orang lainnya.

image

Kak Zarah tampak takjub menyimak cerita wak kolak. Kisah nyata yang langsung ia dengar dari korban selamat tsunami Aceh 2004. Sehat selalu ya wak, supaya kami bisa selalu mendengar kisahmu, sebagai pelajaran hidup bagi kami.

Kapal PLTD Apung

Ada sebuah kapal generator listrik yang sehari-harinya bersandar di kawasan UleeLheue. Kapal ini cukup besar. Beratnya kurang lebih 2.600 Ton. Saat gempa dan tsunami melanda Aceh 2004 kapal ini terbawa tsunami ke perkampungan warga, hingga akhirnya bersandar di kampung Punge.

image

Kak Zarah mengeksplor kawasan Kapal PLTd Apung ini. Kapal yang bertingkat ini lumayan tinggi untuk di naiki. Satu persatu tangga di lalui hingga akhirnya sampai juga ke atap kapal. Kuasa Allah, apapun bisa terjadi jika Allah berkehendalak.

Masjid Raya Baiturrahman

Inilah simbol kota Banda Aceh, yaitu masjid raya Baiturahman. Setiap yang ke Aceh, tempat ini wajib di kunjungi, tidak hanya oleh orang muslim tetapi juga non muslim. Siapapun boleh berkunjung. Masjid ini bukti kejayaan kesultanan Aceh. Bangunan ini sebagai bukti dan saksi sejarah, kejayaan, perjuangan dan tsunami yang terjadi di Aceh.

image

Masjid ini adalah salah satu daya tarik untuk berkunjung ke Aceh, termasuk kak Zarah. Akhirnya kak Zarah bisa tiba di Aceh dan beribadah di masjid ini. Oiya, masjid ini mempunyai 12 payung besar layaknya masjid Nabawi, Madinah. Tapi akhir-akhir ini tidak semua payung di kembangkan karena salah satu payung koyak di terpa angin. Jika malam, warma-warni lampu di tiang payung ini terlihat sangat indah.

Museum Tsunami Aceh

Sebuah museum, dimana kita bisa merasakan suasana tsunami Aceh 2004 sekaligus melihat perjalanan musibah tsunami Aceh hingga saat ini bisa kita lihat di Museum Tsunami Aceh. Museum ini juga tempat terbaik kita belajar tentang tsunami. Adalah Ridwan Kamil, seorang arsitek dan saat ini menjabat gubernur Jawa Barat, yang mendesign bangunan ini.

image

Kak Zarah tampak khusuk berdo'a di ruang sumur doa, yaitu salah satu ruangan yang ada di dalam museum. Ia juga tampak antusias melihat semua ruangan yang ada. Museum Aceh juga menjadi simbol kota Banda Aceh dan wajib di kunjungi jika datang ke Aceh.

Museum Rumoh Aceh

Inilah rumah tradisional Aceh. Rumah berbentuk pangggung ini terbuat dari kayu. Rumah Aceh terkenal karena kokoh, padahal hanya di satukan oleh pasak, baji dan tali alami. Di kawasan museum Aceh ini, kita tidak hanya bisa mengenal rumah Aceh, tetapi kita juga bisa belajar tentang Aceh dari masa ke masa.

image

Dengan seksama kak zarah memasuki musium dari satu ruangan ke ruangan lainnya. Budaya Aceh sebenarnya masih budaya Melayu juga. Indonesia dan Malaysia adalah negara serumpun.

Hari menjelang siang. Cuaca tampak cerah, secerah hati-hati kami menjelajah Aceh. Memanfaatkan waktu yang singkat bukanlah mudah. Bagaimana supaya kita tidak merasa terburu-buru di kejar waktu atau terlalu lambat sehingga tak terkejar banyak tempat. Pastinya kenyamanan dan keselamatan tetap yang utama. Cerita Ziarah Aceh kak Zarah belumlah usai. Setelah part 2 ini, masih ada cerita kak Zarah menjelajah Aceh dan menghabiskan hari terakhir di Aceh.

Banda Aceh, Minggu 04 November 2018

"Lasaklah ... Sebanyak, Sebisa dan Sejauh Mungkin, Karena Hidup Bukan Diam di Satu Tempat"

Kaki Lasak : The Story, Travel, Photo & Food

image




Follow Me :
Steemit @kakilasak
Facebook Husaini Sani
Instagram kaki lasak ucok silampung
Whatsapp +6282166076131

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 64513.89
ETH 3155.04
USDT 1.00
SBD 4.00